BAB III
METODE PENELITIAN
3.1.
Objek
Penelitian
Adapun
yang menjadi objek dari penelitian yang dilakukan adalah untuk memberikan bukti
empiris dan menganalisis Keahlian, Independensi, dan Kepatuhan Kode Etik
sebagai variabel independen dan Kualitas Auditor sebagai variabel dependen pada
Inspektorat daerah kabupaten Konawe.
3.2.
Jenis dan Sumber data
3.2.1.
Jenis Data
Jenis
data dalam penelitian ini dibedakan menjadi 2, yaitu :
1.
|
2.
Data
Kuantitatif adalah data yang diukur dalam skala numeric (angka) (Mudrajad
Kuncoro, 2009:145). Data kuantitatif dalam penelitian ini adalah jawaban
responden atas pertanyaan kuisioner yang diukur menggunakan skor dari skala Likert.
3.2.2.
Sumber Data
Data
dari penelitian ini berasal dari dua sumber, yaitu sebagai berikut :
1.
Data
Primer, yaitu data yang diambil langsung dari pusat data atau melalui survey
lapangan (Mudrajad Kuncoro, 2009:148). Data dalam penelitian ini bersumber
langsung dari responden yang berhubungan dengan objek penelitian ini, yaitu
Auditor Internal pada Inspektorat Daerah Kabupaten Konawe yang dikumpulkan
melalui kuesioner.
2.
Data
Sekunder, yaitu data yang biasannya telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul
data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Mudrajad
Kuncoro,2009:148). Data sekunder dalam penelitian ini, yaitu mengambil
data-data dokumen pada Inspektorat daerah Kabupaten Konawe yakni profil dan
sejarah Inspektorat Daerah Kabupaten Konawe.
3.3.
Populasi dan Sampel
Populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai Inspektorat Daerah Kabupaten
Konawe , dengan jumlah 40 orang. Karena sedikitnnya jumlah populasi yang ada,
maka sampel dari penelitian ini adalah keseluruhan dari jumlah populasi, yaitu
sebanyak 40 orang, dengan penentuan sampelnya menggunakan Metode Sensus.
3.4.
Metode Pengumpulan Data
Adapun
yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Dokumentasi,
yaitu pengambilan data yang telah didokumentasikan oleh pihak Inspektorat
daerah Kabupaten Konawe yang relevan dengan penelitian.
2.
Kuisioner
(Quisionaire), yang dibuat
berdasarkan indicator, melihat dari penelitian terdahulu serta menyesuaikan
dengan keadaan objek penelitian.
Pernyataan
dalam kuesioner untuk masing-masing variabel dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan skala Likert, yaitu suatu skala yang digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
social. Jawaban dari responden yang bersifat kualitatif dikuantitatifkan,
dimana jawaban diberi skor dengan menggunakan 5 (Lima) poin skala Likert, yaitu
:
Nilai 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
Nilai 2 = Tidak Setuju (TS)
Nilai 3 = Netral (N)
Nilai 4 = Setuju (S)
Nilai 5 = Sangat Setuju (SS)
(Sekaran, 2000)
3.5.
Metode Pengolahan Data
Adapun
metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Editing,
yaitu memeriksa kelengkapan jawaban responden, meneliti kekonsistenan jawaban,
dan menyeleksi keutuhan kuisioner sehingga data siap diproses.
2.
Coding,
yaitu mengkode atau memisahkan data berdasarkan klasifikasi variabel.
3.
Tabulasi,
yaitu mengidentifikasi, mencacah terhadap setiap item pernyataan dalam bentuk
distribusi frekuensi.
3.6.
Metode Analisis
3.6.1.
Metode Analisis Deskriptif
Metode
analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
deskriptif persentase. Statistic deskriptif memberikan gambaran mengenai
variabel-variabel penelitian (Keahlian, Independensi, dan Kepatuhan Kode Etik).
Skala yang digunakan untuk menilai pertanyaan adalah skala Likert yang
mempunyai skor 1 sampai5.
Untuk
mengetahui tingkat persentase kecenderungan skor jawaban (Riduwan, 2008:89) digunakan rumus:
% = Total skor keseluruhan yang
diperoleh
Skor ideal X
100 %
Keterangan:
Skor ideal = Angka penilaian
tertinggi x Jumlah Pertanyaan x
Jumlah responden
Persentase kecenderungan skor yang diperoleh
selanjutnnya dibandingkan dengan kriteria interprestasi skor kuisioner seperti
yang dikemukakan oleh (Riduwan,2008:89), sebagai berikut :
0%-20%
= Sangat lemah
21%-40%
= Lemah
41%-60%
= Cukup
61%-80%
= Kuat
81%-100%
= Sangat Kuat
3.6.2.
Metode Analisis Regresi Berganda
Berdasarkan
hipotesis yang telah diajukan, maka alat analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda dengan bantuan software IBM Statistical Package for Social Sciences
(SPSS) Statistics Versi 19. Tekhnik ini digunakan untuk menguji signifikan
pengaruh keahlian, independensi, dan kepatuhan kode etik terhadap kualitas
auditor dalam kaitannya dengan laporan hasil pemeriksaan. Hubungan antara
variabel tersebut dapat digambarkan dalam persamaan sebagai berikut :
Y = Kualitas Auditor dalam Laporan Hasil
Pemeriksaan
a =
Nilai Konstanta
X1 =
Keahlian Auditor
X2 =
Independensi auditor
X3 =
Kepatuhan Kode Etik Auditor
b1,
b2, b3 =
Koefisien regresi dari masing-masing variabel
є
(Epselon) = Variabel lain yang tidak
ditelti.
Dalam
Analisis regresi linear berganda menggunakan kuisioner, terdapat beberapa tahap
pengujian yang dilakukan. Adapun tahap pengujian tersebut adalah sebai berikut
:
1.
Uji
Validitas dan Uji Realibilitas
Uji
Validitas dilakukan untuk memastikan bahwa masing-masing item dalam instrument
penelitian mampu mengukur variabel yang ditetapkan dalam penelitian ini. Sebuah
instrument dikatakan valid, jika mampu mengukur apa yang diinginkan dan
mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Ghozali,2001:45).
Uji validitas dilakukan dengan analisa item, dimana setiap nilai yang diperoleh
untuk setiap item dikorelasikan dengan nilai total seluruh item suatu variabel.
Uji korelasi yang digunakan adalah Korelasi
Product Moment, dengan syarat minimum suatu item dianggap valid adalah
nilai r ≥ 0,30 dengan derajat
signifikan α = 0,05 (Sugiyono, 2001:116). Hasil korelasi dibandingkan dengan
angka kritis tabel korelasi untuk degree
of freedom (df) = n – k, dan taraf signifikan 5 %, yaitu jika nilai r yang
diperoleh ≥ 0,30.
Jadi,
jika nilai hasil uji validitas lebih besar dari angka kritis tabel korelasi,
maka item pernyataan tersebut dikatakan valid. Dalam pengujian kualitas data
ini, untuk menentukan valitidas data dalam penelitian, peneliti menggunakan
bantuan IBM Statistical Package for
Social Sciences (SPSS) Statistics Versi 19.
Uji
realibilitas dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap
konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih, terhadap pernyataan
yang sama menggunakan alat ukur yang sama pula. Uji reabilitas dalam penelitian
ini menggunakan teknik Cronbach Alpha (α), dimana suatu instrumen dapat
dikatakan handal (realibel), bila memiliki cronbach alpha >0,6
(Sekaran,2000:204).
2.
Uji
Asumsi Klasik
Sebuah
model regresi yang baik adalah model regresi dengan kesalahan peramalan
seminimal mungkin (Santoso, 2003:42). Karena itu, sebuah model regresi sebelum
digunakan seharusnnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut asumsi
klasik. Beberapa asumsi klasik yang perlu dipenuhi, yaitu :
a. Uji Multikolonieritas
Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji korelasi antara variabel bebas dalam
regresi. Model regresi yang baik seharusnnya tidak terjadi korelasi antara
variabel bebas.
Multikolonieritas
dapat dilihat dari nilai Tolerance
dan Variance Inflation factor (VIF).
Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang dijelaskan variabel
bebas lainnya. Semua variabel yang akan dimasukkan dalam perhitungan regresi
harus mempunnyai tolerance di atas
10% dan VIF dibawah 10. Pada umumnnya jika VIF lebih besar dari 10 maka
variabel tersebut mempunnyai persoalan multikolinieritas dengan variabel bebas
lainnya.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji
heterokedastistas bertujuan untuk menguji ketidaksamaan varian dari residual
suatu pengamatan ke pengamatan lain. Model regresi yang baik adalah regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari heterokedastisitas. Uji
heterokedastisitas dapat dilakukan
dengan melihat grafik Scatterplot. Jika gambar dimana titik-titik yang ada pada
grafik tersebut tidak membentuk pola tertentu yang jelas dan titik-titik
tersebut menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heterokedastisitas. Adannya heterokedastisitas mengindikasikan varians yang
tidak yang tidak konstan menghasilkan model estimator yang bias.
c. Uji Normalitas
Model regresi
yang baik memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Uji
normalitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi, variabel dependen dan
independen keduannya mempunyai distribusi normal atau tidak. Untuk mendeteksi
normalitas baik menggunakan kurva persebaran data berupa curve normal dan
normal plot dimana bila data menyebar disekitar dan mengikuti garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas atau menggunakan uji Kolmogorov-Sminornov, dengan kriteria
nilai r value < 0,05 berarti terdistribusi tidak normal.
d. Uji Hipotesis
Secara statistik
ketetapan fungsi regresi sampel dalam menaksir aktual dapat diukur dari nilai
statistik t, nilai statistik F serta koefisien determinasinnya. Suatu
perhitungan statistik signifikan secara statistik apabila nilai uji
statistiknnya berada dalam daerah kritis (H0 ditolak). Sebaliknnya,
disebut tidak signifikan, bila nilai uji statistiknnya berada dalam daerah dimana
H0 diterima.
1. Uji signifikan parameter individual (uji
t)
Pengujian ini
bertujuan untuk melihat pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Uji t dilakukan
dengan membandingkan antara t hitung dengan t tabel. Nilai t hitung ditentukkan
dengan tidak memperhatikan nilai positif atau negatif dari nilai t hitung
tersebut karena nilai t hitung merupakan nilai mutlak |
t |.
Nilai t yang positif atau negatif merupakan arah dari pengaruh variabel
independen tersebut baik itu berbanding lurus (positif) ataupun berbanding
terbalik/berlawanan (negatif) terhadap nilai variabel terikat. Dan untuk
menentukkan nilai t tabel ditentukkan nilai tabel terikat. Dan untuk
menentukkan nilai t tabel ditentukkan dengan tingkat signifikansi 5% dengan
derajat kebebasan df = (n-k) dimana n
adalah jumlah responden dan k adalah
jumlah variabel. Kriteria pengujian yang digunakan adalah :
Bila nilai thitung
> ttabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel
bebas mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
Bila nilai thitung
< ttabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti variabel
bebas tidak mempunyai pengaruh secara parsial terhadap variabel terikat.
Berdasarkan
penjelasan sebelumnnya maka formulasi hipotesis nihil dan hipotesis
alternatifnnya yaitu sebagai berikut:
H0 : bi
= 0, artinnya secara parsial tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1,X2,X3)
terhadap variabel terikat (Y).
H1 :
bi ≠ 0, artinnya secara parsial terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1,X2,X3)
terhadap variabel terikat (Y).
2. Uji F (signifikan simultan)
Pengujian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh semua variabel bebas secara bersama-sama terhadap
variabel terikat. Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai F tabel
dengan F hitung.
Untuk
menentukkan nilai F tabel, tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%
dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dimana n
adalah jumlah responden dan k adalah jumlah variabel. Kriteria pengujian yang
digunakan adalah :
Bila nilai Fhitung
> Ftabel atau nilai signifikansi < α = 0,05 berarti variabel
bebas mempunnyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat.
Bila nilai Fhitung
< Ftabel atau nilai signifikansi > α = 0,05 berarti
variabel bebas tidak mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel
terikat.
Berdasarkan penjelasan sebelumnnya maka formulasi
hipotesis nihil dan hipotesis alternatifnnya yaitu sebagai berikut :
H0 : b1,b2,b3 = 0, artinnya secara
simultan tidak terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1,X2,X3)
terhadap variabel terikat (Y).
H1 : b1,b2,b3 ≠ 0, artinnya secara
simultan terdapat pengaruh dari variabel bebas (X1,X2,X3)
terhadap variabel terikat (Y).
3. Koefisien Determinasi
Koefisien
determinasi (R2) pada
intinnya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi
variabel dependen. Nilai koefisien determinasi berada diantara nol dan satu.
Nilai (R2) yang kecil
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
variabel-variabel dependen (Ghozali,2005).
3.7.
Variabel Penelitian, Definisi Operasional Variabel
& Indikator Variabel
3.7.1.
Variabel Penelitian
Variabel
dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu variabel bebas (Independent) dan variabel terikat (Dependent).
a.
Variabel
Bebas (independent), yaitu Keahlian, Independensi
dan Kepatuhan Kode Etik.
b.
Variabel
Terikat (dependent), yaitu Kualitas
Auditor.
3.7.2.
Definisi Operasional Variabel dan Indikator Variabel
Untuk
dapat memberikan pemahaman mengenai variabel-variabel yang terdapat pada
penelitian ini, berikut uraian definisi operasional dan indikator atas
masing-masing variabel dalam penelitian ini:
Variabel
Independent (X):
1.
Keahlian
(X1) adalah kemampuan
seseorang dalam mengerjakan sebuah pekerjaan tertentu yang menjadi bidang
kerjanya. (Agung (2007) dalam Citra Lestari (2011).
Indikator
Keahlian :
Untuk variabel
keahlian diukur dengan kriteria yang dikembangkan oleh Praptomo (2002) dalam
Asih, 2006 (dengan modifikasi), yaitu merencanakan program kerja pemeriksaan,
menyusun program kerja pemeriksaan, melaksanakan program kerja pemeriksaan,
menyusun kertas kerja pemeriksaan, dan menyusun laporan hasil pemeriksaan.
2.
Independensi
(X2), menyatakan bahwa
auditor APIP harus objektif dalam pelaksanaan tugasnya dengan kriterianya
auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari
konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan
yang dilakukannya, jika independensi atau objektifitas terganggu, baik secara
faktual maupun penampilan, maka gangguan tersebut harus dilaporkan kepada
pimpinan APIP. (Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Per/05/M.Pan/03/2008 tanggal 31 Maret 2008).
Indikator
Independensi :
Untuk variabel
independensi diukur dengan kriteria yang dikembangkan dalam penelitian Yulia
Kusumah Mahmud (2011), yaitu independensi penyusunan program, independensi
pelaksanaan pekerjaan dan independensi pelaporan.
3.
Kepatuhan
Kode Etik (X3) adalah
perangkat prinsip moral atau nilai. Masing-masing orang memiliki perangkat
nilai, sekalipun tidak dapat diungkapkan secara eksplisit. (Firdaus (2005:38).
Indikator
Kepatuhan Kode Etik :
Variabel
Kepatuhan Kode Etik diukur dengan kriteria yang dikembangkan dalam penelitian
Haslinda Lubis (2009) dengan modifikasi yaitu melaksanakan tugas dan mentaati
peraturan perundang-undangan, bersikap dan berprilaku sesuai dengan kode etik
organisasi intern, bersikap dan berprilaku sesuai dengan kode etik terhadap
auditi, dan bersikap dan berprilaku sesuai dengan kode etik terhadap
masyarakat.
Variabel
Dependent (Y):
4.
Kualitas
Auditor (Y) adalah probabilitas
dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu
pelanggaran dalam sistem akuntansi kliennya.
Indikator
Kualitas Auditor :
Untuk mengukur
variabel kualitas auditor, menggunakan model kualitas auditor yang dikembangkan
dalam penelitian Haslinda Lubis (2009) dan Yulia Kusumah Mahmud (2011) dengan
modifikasi, dijadikan sebagai indikator untuk kualitas auditor yaitu
Melaksanakan tupoksi dengan efektif, Mempersiapkan KKP, Melaksanakan
perencanaan dan koordinasi audit dan Konsistensi penyajian laporan hasil audit.
Variabel
serta indikator dan skala pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian
ini, diikhtisarkan dalam tabel 3.1 berikut ini :
Tabel 3.1
Operasionalisasi
Variabel Penelitian
Variabel
penelitian
|
Indikator
Variabel
|
Skala
Pengukuran
|
Instrumen
|
Keahlian
(X1)
|
·
merencanakan
program kerja pemeriksaan
·
menyusun program kerja pemeriksaan
·
melaksanakan
program kerja pemeriksaan
·
menyusun
kertas kerja pemeriksaan
·
menyusun
laporan hasil pemeriksaan.
|
Ordinal
|
Kuisioner
|
Independensi
(X2)
|
·
independensi
penyusunan program
·
independensi
pelaksanaan pekerjaan
·
independensi pelaporan.
|
Ordinal
|
Kuisioner
|
Kepatuhan Kode Etik
(X3)
|
·
melaksanakan
tugas dan mentaati peraturan perundang-undangan
·
bersikap
dan berprilaku sesuai dengan kode etik terhadap organisasi intern
·
bersikap
dan berprilaku sesuai dengan kode etik terhadap auditi
·
bersikap
dan berprilaku sesuai dengan kode etik terhadap masyarakat.
|
Ordinal
|
Kuisioner
|
Kualitas Auditor
(Y)
|
·
Melaksanakan
tupoksi dengan efektif
·
Mempersiapkan
KKP
·
Melaksanakan
perencanaan dan koordinasi audit
·
Konsistensi penyajian laporan hasil audit.
|
Ordinal
|
Kuisioner
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar