PEMBAHASAN
A.
Persepsi Berbeda
Tentang Perusahaan
Perusahaan merupakan organisasi
yang memiliki berbagai sistem yang saling terkait. Sistem tersebut dibuat oleh
sejumlah orang guna mempermudah proses operasi perusahaan serta pengendalian
aktivitas perusahaan secara keseluruhan. Salah satu aspek terpenting dalam
organisasi melibatkan proses akuntansi perusahaan. Dua konsep utama yaitu
konsep kepemilikan dan konsep entitas, telah berulang kali dimuat dalam
literature dan terkadang mengalami perbaikan, modifikasi, dan refleksi sudut
pandang alternative sebagai usaha rekonsiliasi.
Konsep
Kepemilikan
Mereka yang menganut konsep telah
memahami perusahaan sebagai sesuatu yang dimiliki oleh seorang pemilik tunggal,
sekumpulan partner, dan sejumlah pemegang saham. Asset perusahaan dilihat
sebagai kepemilikan dari orang-orang
tersebut dan kewajiban (hutang) perusahaan sebagai kewajiban mereka. Total
asset dikurangi dengan total kewajiban sama dengan kekayaan bersih yang
dimasukkan dalam perusahaan. Pos-pos pendapatan dan biaya akan meningkatkan
atau mengurangi kekayaan bersih.
Konsep
Entitas
Penganut konsep ini melihat
entitas sebagai sesuatu yang terpisah
dan berbeda dari pihak-pihak yang memberikan kontribusi modal kepada entitas
tersebut. Mereka memandang asset dan kewajiban sebagai milik dari entitas itu
sendiri dan bukan milik dari pemegang saham atau pemilik perusaahaan. Dalam
pandangan para penganut konsep ini, keuntungan yang tidak dibagi tetap milik
entitas dan membentuk bagian dari ekuitas entitas sendiri
Pada tahap ini, harus
ditekankan bahwa mereka yang menganut sudut pandang entitas benar-benar melihat
aset bersih sebagai milik dari entitas itu sendiri dan bukan pemilik saham.
Konsep
Tanggung Jawab sosial
Beberapa orang memahami
perusahaan sebagai lembaga social yang beroperasi untuk memajukan seluruh anggota
dan kelompok dalam masyarakat. Mereka melihat perusahaan bertanggung jawab
kepada pemegang saham, manajemen, pegawai, pemasok, konsumen, pemerintah dan
anggota public lainnya.
B.
Teori - Teori Ekonomi
Perusahaan
Mc Guire mengatakan
area ini telah ditutupi oleh ekonom yang memandang perusahaan (Enterprise) dan wirausahawan (Entrepreneur) sebagai suatu kesatuan
atau sebagai sesuatu yang sama. Dengan demikian, pada suatu waktu menyebut
keuntungan sebagai pengembalian (Return)
bagi perusahaan, sementara pada saat yang lain menyebut keuntungan sebagai
pengembalian (Return) kepada pemilik
perusahaan.
Straus dan Davis
adalah wakil dari ekonom yang mengadopsi konsep entitas serta melihat
perusahaan itu sendiri sebagai wirausahawan dan keuntungan sebagai penghasilan
bersih dari perusahaan.
konsep kepemilikan
tercermin dalam pernyataan ekonom, Milton Friedman, yang menyampaikan konsep
tanggung jawab sosial yang banyak di adopsi oleh pejabat perusahaan.
Konsekuensi
Dari Sudut Pandang yang Berbeda
Lorig menampilkan
perbedaan akuntansi dan pelaporan yang menurutnya disebabkan oleh eksistensi
dari dua sudut pandang utama. Misalnya, dia mengatakan orang yang menganut
konsep entitas akan mencatat biaya untuk dividen atas saham preferen karena
mereka memandang para pemegang saham preferen sebagai orang yang berbeda diluar
kelompok kepemilikan, tetapi berbeda dalam kategori yang sama dengan pemegang
obligasi. Sementara, orang yang menganut konsep kepemilikan. Tidak memandang
demikian. Mereka yang memandang sudut pandang Husband dan Staubus yang berada
pada kontinum konsep kepemilikan akan
menyesuaikan item-item yang sama ini sesuai dengan sudut pandangnya. Disisi lain, Lorig memandang pemegang saham
preferen sebagai wirausahawan. Dengan demikian, akan sulit membuat daftar
perbedaan komprehensif guna melukiskan seluruh sudut pandang dalam dua kategori
utama.
C.
Beberapa Hipotesis
Keprilakuan untuk Konsep yang Berbeda
Memang didasari bahwa
persepsi yang berbeda sering menghasilkan toleransi dan memungkinkan seseorang
untuk menerima sudut pandang orang lain sebagai sesuatu yang sah. Namun,
sebagaimana disampaikan oleh Stagner, orang-orang sering menjadi sangat
terlibat pada situasi di mana mereka gagal membedakan keterlibatan mereka
sendiri dengan fakta spsifik. Secara khusus, ini terjadi pada situasi yang
melibatkan konflik.
Alasan
Terjadinya Perbedaan Persepsi
Secara jelas,
persepsi, sikap, kerangka referensi, nilai, kelompok referensi, norma kelompok,
lingkungan, budaya, sistem kepribadian berhubungan dengan pola interaksi secara
tumpang tindih. Sikap ini adalah pembentukan psikologis yang kita pelajari
sejalan dengan perkembangan kita; ketika dipelajari, sikap tersebut menuntut
kita bertindak menurut karakteristik tertentu. Ini menunjukkan dampak keluarga
perkembangan sikap dari setiap individu. Banyak orang menganggap faktor
keluarga adalah pengaruh langsung utama karena keluarga merupakan filter biasa
dimana budaya , kelas, agama, dan sumber-sumber lainnya mengalir keseorang
individu diawal perkembangan usianya. Namun, terdapat peangaruh penting lain
terhadap perkembangan sikap selain keluarga. Budaya adalah pengaruh paling
penting yang sangat berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat lain. Ahli
antropologi telah menunjukkan bagaimana perbedaan budaya bertanggung jawab atas
bermacam-macam perbedaan sikap terhadap banyak hal. Namun, dalam pembahasan
ini, budaya total tidak menjadi faktor penting karena terdapat perbedaan
persepsi dalam satu budaya.
Selanjutnya, harus
dinyatakan bahwa manusia tidak sepenuhnya menyadari seluruh aspek dari struktur
nilai mereka atau bermacam-macam sikap yang masuk ke struktur tersebut. Oleh
karena itu, mereka tidak sepenuhnya menyadari persepsi mereka terhadap lingkungan
tertentu.
Beberapa
Hipotesis Mengenai Konsep Kepemilikan
Terdapat hipotesis
bahwa sebagian besar pemegang saham yang memiliki saham dari suatu perusahaan
dalam jumlah yang substansial menganut pandanagan kepemilikan. Secara khusus,
hal ini terjadi pada pemegang saham yang memiliki saham biasa dalam kuantitas
yang substansial. Selanjutnya pengaruh dalam keluarga. Banyak istri dan anak
dari pemegang saham yang besar juga menjadi pemegang saham, dan konsep
kepemilikan diserap dalam atmosfer rumah. Banyak akuntan public mengikuti jejak
ayahnya, dan bahkan ketika anaknya masuk kepekerjaan berbeda , mereka sering
menggunakan banyak nilai orang tua sebagai bagian dari nilai yang dianutnya.
Beberapa
Hipotesis Berkaitan Dengan Konsep Entitas
Terdapat hipotesis
bahwa sebagian besar pegawai perusahaan yang tanggung jawabnya didelegasikan
menganut konsep entitas; semakin tinggi skala hierarkis dari pegawai ini,
semakin kuat mereka menganut konsep ini. Mayoritas dari pegawai semacam ini,
baik secara sadar maupun tidak, memandang entitas sebagai pemilik dari
keuntungan ketika mereka mendapatkan aset bersih. Mereka cenderung memandang
pemegang saham sebagai bagian yang penting bagi perusahaan, tetapi bukan bagi
pemiliknya.
Pengaruh lingkungan
dalam organisasi, seperti norma kelompok eksekutif, memasukkan dasar-dasar
konsep entitas, dan pengaruh ini segera diinternalisasi oleh anggota kelompok
yang terrlibat secara psikologis di posisi mereka masing-masing. Bahkan, fakta
bahwa anggota kelompok tersebut mungkin menduduki posisi rendah sampai menengah
di perusahaan sepertinya tidak menghalangi mereka untuk memiliki sudut pandang
entitas yng sama dengan yang dipegang oleh eksekutif tersebut. Selain itu, juga
disampaikan hipotesis bahwa isu saham psikologis bagi eksekutif tidak akan
mengubah pandangan bahwa kesejahteraan mereka bergantung pada kehidupan dan
keberhasilan entitas. Mereka tidak akan memandang dirinya sebagai pemilik.
D.
Usaha Untuk
Merekonsiliasi konsep Dasar
Bagian ini akan
menjelaskan dua usaha untuk merekonsiliasikan konsep kepemilikan dengan konsep
entitas dalam teori akuntansi.
Teori Akuntansi Dana
Teori akuntansi dana
dari Vatter dirancang menjadi sebuah ekspresi dari cara seseorang memahami
perusahaan walaupun sebagian besar menganggap teori dana sebagai pengembangan
dari teori entitas yang dirancang untuk menggunakan gagasan personalistik, yang
merupakan usaha yang semakin banyak dilakukan dari sudut pandang statistik guna
menangani masalah akuntansi.
Pegahapusan Faktor-Faktor
Bagi mereka yang
melihat perusahaan dari sudut pandang kepemilikan, keuntungan dihitung
berdasarkan modal yang dikontribusikan oleh pemegang obligasi ketika harga naik
karena hutang tetap dan akan dilunasi dalam mata uang pada nilai yang lebih
rendah. Bagi mereka yang menganut pandangan kepemilikan ekstrim, keuntungan
dihitung dengan cara yang serupa untuk modal dikontribusikan oleh pemegang
saham preferen. Namun, bagi mereka yang menganut konsep entitas, seluruh
kewajiban dianggap sebagai kewajiban perusahaan itu sendiri, dan tidak ada
perbedaan signfikan yang dibuat antara pemegang saham biasa, pemegang saham
preferen, pemegang obligasi, dan kreditor jangka panjang lainnya.
Teori Komando
Teori komando dari
Goldberg bukan satu—satunya teori yang berarti dalam sudut pandang sebagian
besar orang. Ia sepertinya menegaskan hal ini ketika ia menegaskan bahwa
sebagai gantinya ia memfokuskan perhatian pada perusahaan sebagai sesuatu yang
berbeda. Sebagai entitas abstrak kita seharusnya mengarahkan perhatian langsung
pada fungsi pengendalian yang dapat dilakukan oleh manusia.
1 komentar:
terima kasih atas postingannya ..
sangat membantu ..
Posting Komentar