ANALISA RATIO
Ratio kuangan menggambarkan hubungan atau perimbangan
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan alat analisa
berupa ratio akan dapat menjelaskan tentnag baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan apalagi bila digunakan angka pembanding
standar peusahaan.
Dasar Pembanding Angka Ratio
Dengan menggunakan
analisa ratio dimungkinkan untuk dapat menetukan tingkat likuiditas,
solvabilias, keefektifan opeasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitability).
Penggolongan Angka Ratio
Pada dasarnya
jumlah angka ratio banyak sekali karena dapat dibuat menurut kebutuhan. Namun
demikian angka ratio dapat digolongkan seperti berikut ini:
1.
Berdasarkan sumber datanya:
-
Ratio-ratio neraca (balance
sheet ratio) yaitu ratio yang semua datanya diambil dari neraca, seperti
current ratio, acid test ratio, dll
-
Ratio-ratio laporan rugi laba
(income statement ratios) ialah semua angka ratio yan dalam penyusunannya
berasal dari lapran rugi laba, misalnya gross profit margin, operating ratio,
dll
-
Ratio-ratio antar laporan
keuangan (interstatement ratios) ialah semua angka ratio yang datanya berasal
dari neraca dan laporan rugi laba, seperti inventory turn over, account
receivable turn over, dll
2.
Berdasarkan tujuan dari
penganalisa adalah untuk mengetahui
tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likwiditas dari perusahaan perusahaan
tersebut, oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya juga dapat
digolongkan antara ratio likwiditas, solvabilitas, dan rentabilitas, serta
ratio-ratio lain yang sesuai dengan kebutuhan, seperti ratio aktivitas.
Drs. Bambang riyanto
dalam bukunya dasar-dasar
pembelanjaan perusahaan, mengklasifikaasi angka-angka ratio keuangan
sebagai berikut:
Ratio Modal Kerja Atau Likuiditas
Yaitu ratio untuk menginterpretasikan posisi keuangan
jangka pendek, dan juga sangat membantu bagi manajemen untuk melihat efisiensi
modal kerja yang digunakan. Atau merupakan ratio untuk mengukur kemampuan
peusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek berikut
disajikan beberapa ratio sebagai alat untuk analisis data laporan keuangan.
1.
Current ratio
Adalah ratio yang umum digunakan untuk menganalisis posisi modal
kerja suatu perusahaan yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan
hutang lancar. Current ratio 200% kadang-kadang memuaskan bagi perusahaan.
2.
Acid test ratio
Yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang
lancar. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
dengan memperhitungkan aktiva yang paling likuid.
3.
Perputaran piutang
Piutang perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume
penjualan kredit. Dengan membagi total penjualan kredit dengan piutang
rata-rata (saldo awal tahun ditambah saldo akhir tahun dibagi dua).
4.
Perputaran persediaan
Merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan
nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.
5.
Perputaran modal kerja
Ratio ini menujukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan
dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.
Ratio Pengukur
Solvabilitas
Ratio ini digunakan
untuk mengukur kemampun perusahaan dalam menutupi utang jangka panjangnya.
Untuk menganalisa posisi keuangan jangka panjang dan hasil operasinya digunakan
analisa ratio atau perbandingan, sebagai berikut:
1.
Ratio modal sendiri dengan
total aktiva
Menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamana
yang dimliki oleh kreditor. Semakin tinggi ratio ini semakin kecil modal
pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.
2.
Ratio modal sendiri dengan
aktiva tetap
Yaitu membagi total hak pemilik-pemilik perusahaan dengan nilai buku
aktiva tetap perusahaan.
3.
Ratio aktiva tetap dengan utang tetap
Yaitu membagi total aktiva tetap dengan total utang jangka panjang,
merupakan ukuran tentang tingkat keamanann yang dimiliki oleh kreditor jangka
panjang. Semakin tinggi ratio ini semakin aman atau terjamin kreditor jangka
panjang dan semakin mudah perusahaan mencari pinjaman.
4.
Nilai buku saham
Nilai buku perlembar saham menunjukka jumlah rupiah yang akan
dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila peruasahaan pada saat itu
dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual sama
dengan nilai bukunya, atau menunjukkan jumlah rupiah aktiva perusahaan yang
menjadi hak setiap lambar saham.
Ratio Pengukur
Rentabilitas
Untuk mengukur profit yang
diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut atau mengukur
kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan.
1.
Ratio operating income dengan
operating assets
Yaitu menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari
kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan nilai asset yang digunakan untuk
menghasilkan keuntungan.
2.
Turn over dan operating asset
Merupakan ratio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi
terhadap jumlah penjulan yang diperoleh selama periode tersebut. Untuk mengukur
tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah digunakan dalam kegiatan perusahaan
atau berapa kali operating asset berputar dalam satu periode.
3.
Return on investment
Analisa ROI adalah teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan
perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI
itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan
untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam
memperoleh keuntungan.
4.
Keuntungan dan beban tetap
Pengukuran terhadap tingkat keuntungan dapat dilakukan dengan
menghubungkan keuntungan tersebut dari berbagai faktor seperti:
-
Dengan bunga tetap yang masih
harus dibayar
-
Dengan dividend yang harus
dibayar untuk pemegang saham prioritas.
5.
Keuntungan per lembar saham
biasa
Jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang adalah keuntungan
setelah dikurang pajak pendapatan. Keutungan untuk pemegang saham biasa adalah
keuntungan neto setelah dikurangi dividen untuk pemegang saham prioritas.
Dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa
dangan jumlah lembar saham yang beredar akan diketahui jumlah keuntungan untuk
setiap lembar saham terebut.
Ratio Lain-Lain
Selain ratio-ratio di atas
masih ada lagi ratio yang dapat digunakan untuk menambah data pendukung dalam
menilai kemampuan suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.
Gross margin ratio
Adalah merupakan ratio atau perimbangan antara laba kotor dengan
tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
2.
Operating ratio
Ratio antar (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan
bersih.
3.
Perputaran hutang dagang
Dengan menghubungkan antara hutang dengan jumlah pembelian akan
diketahui waktu rata-rata pembayaran hutang atau perputaran hutang dalam satu
tahun.
Penggunaan Analisa Ratio
Angka-angka ratio keuangan
yang diperoleh dapat dianalisa dengan perbandingan sebagai berikut:
1.
Standard ratio atau ratio
rata-rata dari seluruh industry semacam dimana perusahaan yang data keuangannya
sedang, dianalisa menjadi anggautanya.
2.
Ratio yang telah ditentukan
dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
3.
Ratio-ratio yang semacam di
waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari perusahaan yang bersangkutan.
4.
Ratio keuangan dari perusahaan
lain yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup
baik/barhasil dalam usahanya.
Sebagai contoh bagaimana menghitung dan menggunakan
angka ratio keuangan historis untuk menilai posisi keuangan atau kemajuan hasil
operasi suatu perusahaan maka berikut ini diambil data keuangan dari PT.ANTO
JAYA, yang diperbandingkan antara tahun 2009 dan 2010.
PT. ANTO JAYA
LAPORAN LABA/RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER
|
2010 (Rp.)
|
2009 (Rp.)
|
Penjualan
Hpp
Laba
kotor
Biaya
operasi
Laba
bersih sebelum pajak
PPh
Laba
bersih sesudah pajak
Dividen
yang dibayar
Laba
ditahan
|
2.500.000
1.620.000
880.000
700.000
180.000
70.000
110.000
80.000
30.000
|
2.900.000
1.850.000
1.050.000
600.000
450.000
240.000
210.000
150.000
60.000
|
PT. ANTO JAYA
NERACA
PER 31 DESEMBER
|
2010 (Rp.)
|
2009 (Rp.)
|
Kas
Piutang
dagang
Persediaan
dagangan
Jumlah
aktiva lancar
Aktiva
tetap neto
Total
aktiva
|
120.000
900.000
940.000
1.960.000
1.690.000
3.650.000
|
110.000
800.000
840.000
1.790.000
1.460.000
3.250.000
|
Hutang
lancar
Hutang
jangka panjang
Total
hutang
Saham
biasa
Modal
Anto
Laba
ditahan
Jumlah
modal
Total
pasiva
|
700.000
2.300.000
3.000.000
250.000
350.000
50.000
650.000
3.650.000
|
330.000
2.300.000
2.630.000
250.000
350.000
20.000
620.000
3.250.000
|
1.
Ratio likwiditas
-
Current ratio
Pada tahun 2010 Rp.1.960.000/Rp.700.000
= 2,8 atau 280%
Pada tahun 2009
Rp.1.790.000/Rp.330.000 = 5,42 atau 542%
Artinya likuid atau
lancar
-
Acid test ratio
Pada tahun 2010
Rp.1020.000/Rp.700.000 = 1,46 atau 146%
Pada tahun 2009
Rp.950.000/ Rp.330.000 = 2,88 atau 288%
-
Cash ratio
Pada tahun 2010
Rp.120.000/Rp.700.000 = 0,17 atau 17%
Pada tahun 2009 Rp.
110.000/330.000 = 0,33 atau 33%
-
Perputaran Piutang
Pada tahun 2010
Rp.2.500.000/Rp.900.000 = 2,77 X
Pada tahun 2009
Rp.2.900.000/Rp.800.000 = 36,25 X
-
Perputaran Persediaan
Pada tahun 2010
Rp.1.620.000/Rp.940.000 = 1,72 X
Pada tahun 2009 Rp.
1.850.000/Rp.840.000 = 2,20 X
-
Perputaran Modal Kerja
Pada tahun 2010
Rp.2.500.000/Rp.600.000 = 4,16 X
Pada tahun 2009 Rp.
2.900.000/Rp.600.000 = 4,83X
2.
Rasio Solvabilitas
a)
Rasio Modal Sendiri
terhadap Total Aktiva


b)
Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap


c)
Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang


d)
Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva


3.
Rasio Rentabilitas
a)
Rasio
Laba Usaha dengan Aktiva Usaha


b)
Perputaran Aktiva Usaha


c)
Rasio Laba Kotor atas Penjualan


d)
Rasio Laba Usaha atas Penjualan


e)
Rasio Laba Bersih atas Penjualan


f)
Operating Ratio


g)
Rasio Tingkat Pengembalian Investasi


h)
Rasio Laba Bersih atas Modal


Tidak ada komentar:
Posting Komentar