Sabtu, 13 Oktober 2012

ANALISA RATIO


ANALISA RATIO

Ratio kuangan menggambarkan hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain dan dengan alat analisa berupa ratio akan dapat menjelaskan tentnag baik atau buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan apalagi bila digunakan angka pembanding standar peusahaan.
Dasar Pembanding  Angka Ratio
            Dengan menggunakan analisa ratio dimungkinkan untuk dapat menetukan tingkat likuiditas, solvabilias, keefektifan opeasi serta derajat keuntungan suatu perusahaan (profitability).
Penggolongan Angka Ratio
            Pada dasarnya jumlah angka ratio banyak sekali karena dapat dibuat menurut kebutuhan. Namun demikian angka ratio dapat digolongkan seperti berikut ini:
1.      Berdasarkan sumber datanya:
-          Ratio-ratio neraca (balance sheet ratio) yaitu ratio yang semua datanya diambil dari neraca, seperti current ratio, acid test ratio, dll
-          Ratio-ratio laporan rugi laba (income statement ratios) ialah semua angka ratio yan dalam penyusunannya berasal dari lapran rugi laba, misalnya gross profit margin, operating ratio, dll
-          Ratio-ratio antar laporan keuangan (interstatement ratios) ialah semua angka ratio yang datanya berasal dari neraca dan laporan rugi laba, seperti inventory turn over, account receivable turn over, dll

2.      Berdasarkan tujuan dari penganalisa  adalah untuk mengetahui tingkat rentabilitas, solvabilitas, dan likwiditas dari perusahaan perusahaan tersebut, oleh karena itu angka-angka ratio pada dasarnya juga dapat digolongkan antara ratio likwiditas, solvabilitas, dan rentabilitas, serta ratio-ratio lain yang sesuai dengan kebutuhan, seperti ratio aktivitas.
Drs. Bambang riyanto  dalam bukunya dasar-dasar  pembelanjaan perusahaan, mengklasifikaasi angka-angka ratio keuangan sebagai berikut:
Ratio Modal Kerja Atau Likuiditas
Yaitu ratio untuk menginterpretasikan posisi keuangan jangka pendek, dan juga sangat membantu bagi manajemen untuk melihat efisiensi modal kerja yang digunakan. Atau merupakan ratio untuk mengukur kemampuan peusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
Untuk menilai posisi keuangan jangka pendek berikut disajikan beberapa ratio sebagai alat untuk analisis data laporan keuangan.
1.      Current ratio
Adalah ratio yang umum digunakan untuk menganalisis posisi modal kerja suatu perusahaan yaitu perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar. Current ratio 200% kadang-kadang memuaskan bagi perusahaan.

2.      Acid test ratio
Yaitu perbandingan antara (aktiva lancar-persediaan) dengan hutang lancar. Ratio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya dengan memperhitungkan aktiva yang paling likuid.

3.      Perputaran piutang
Piutang perusahaan mempunyai hubungan yang erat dengan volume penjualan kredit. Dengan membagi total penjualan kredit dengan piutang rata-rata (saldo awal tahun ditambah saldo akhir tahun dibagi dua).

4.      Perputaran persediaan
Merupakan ratio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan.

5.      Perputaran modal kerja
Ratio ini menujukkan hubungan antara modal kerja dengan penjualan dan menunjukkan banyaknya penjualan yang dapat diperoleh perusahaan  untuk tiap rupiah modal kerja.


Ratio Pengukur Solvabilitas
            Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampun perusahaan dalam menutupi utang jangka panjangnya. Untuk menganalisa posisi keuangan jangka panjang dan hasil operasinya digunakan analisa ratio atau perbandingan, sebagai berikut:
1.      Ratio modal sendiri dengan total aktiva
Menunjukkan pentingnya sumber modal pinjaman dan tingkat keamana yang dimliki oleh kreditor. Semakin tinggi ratio ini semakin kecil modal pinjaman yang digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan.

2.      Ratio modal sendiri dengan aktiva tetap
Yaitu membagi total hak pemilik-pemilik perusahaan dengan nilai buku aktiva tetap perusahaan.

3.      Ratio  aktiva tetap dengan utang tetap
Yaitu membagi total aktiva tetap dengan total utang jangka panjang, merupakan ukuran tentang tingkat keamanann yang dimiliki oleh kreditor jangka panjang. Semakin tinggi ratio ini semakin aman atau terjamin kreditor jangka panjang dan semakin mudah perusahaan mencari pinjaman.

4.      Nilai buku saham
Nilai buku perlembar saham menunjukka jumlah rupiah yang akan dibayarkan kepada setiap lembar saham apabila peruasahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan bahwa semua aktiva dapat direalisir atau dijual sama dengan nilai bukunya, atau menunjukkan jumlah rupiah aktiva perusahaan yang menjadi hak setiap lambar saham.

Ratio Pengukur Rentabilitas
            Untuk mengukur profit yang diperoleh dari modal-modal yang digunakan untuk operasi tersebut atau mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan.


1.      Ratio operating income dengan operating assets
Yaitu menghubungkan antara keuntungan atau laba yang diperoleh dari kegiatan pokok perusahaan dengan kekayaan nilai asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan.

2.      Turn over dan operating asset
Merupakan ratio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi terhadap jumlah penjulan yang diperoleh selama periode tersebut. Untuk mengukur tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah digunakan dalam kegiatan perusahaan atau berapa kali operating asset berputar dalam satu periode.

3.      Return on investment
Analisa ROI adalah teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. ROI itu sendiri adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan dalam memperoleh keuntungan.

4.       Keuntungan dan beban tetap
Pengukuran terhadap tingkat keuntungan dapat dilakukan dengan menghubungkan keuntungan tersebut dari berbagai faktor seperti:
-          Dengan bunga tetap yang masih harus dibayar
-          Dengan dividend yang harus dibayar untuk pemegang saham prioritas.

5.      Keuntungan per lembar saham biasa
Jumlah keuntungan yang tersedia bagi pemegang adalah keuntungan setelah dikurang pajak pendapatan. Keutungan untuk pemegang saham biasa adalah keuntungan neto setelah dikurangi dividen untuk pemegang saham prioritas. Dengan cara membagi jumlah keuntungan yang tersedia untuk pemegang saham biasa dangan jumlah lembar saham yang beredar akan diketahui jumlah keuntungan untuk setiap lembar saham terebut.


Ratio Lain-Lain
            Selain ratio-ratio di atas masih ada lagi ratio yang dapat digunakan untuk menambah data pendukung dalam menilai kemampuan suatu perusahaan, yaitu sebagai berikut:
1.      Gross margin ratio
Adalah merupakan ratio atau perimbangan antara laba kotor dengan tingkat penjualan yang dicapai pada periode yang sama.
2.      Operating ratio
Ratio antar (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih.
3.      Perputaran hutang dagang
Dengan menghubungkan antara hutang dengan jumlah pembelian akan diketahui waktu rata-rata pembayaran hutang atau perputaran hutang dalam satu tahun.
Penggunaan Analisa Ratio
            Angka-angka ratio keuangan yang diperoleh dapat dianalisa dengan perbandingan sebagai berikut:
1.      Standard ratio atau ratio rata-rata dari seluruh industry semacam dimana perusahaan yang data keuangannya sedang, dianalisa menjadi anggautanya.
2.      Ratio yang telah ditentukan dalam budget perusahaan yang bersangkutan.
3.      Ratio-ratio yang semacam di waktu-waktu yang lalu (ratio historis) dari perusahaan yang bersangkutan.
4.      Ratio keuangan dari perusahaan lain yang sejenis yang merupakan pesaing perusahaan yang dinilai cukup baik/barhasil dalam usahanya.

Sebagai contoh bagaimana menghitung dan menggunakan angka ratio keuangan historis untuk menilai posisi keuangan atau kemajuan hasil operasi suatu perusahaan maka berikut ini diambil data keuangan dari PT.ANTO JAYA, yang diperbandingkan antara tahun 2009 dan 2010.



PT. ANTO JAYA
LAPORAN LABA/RUGI
UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER


2010 (Rp.)
2009 (Rp.)
Penjualan
Hpp
Laba kotor
Biaya operasi
Laba bersih sebelum pajak
PPh
Laba bersih sesudah pajak
Dividen yang dibayar
Laba ditahan
2.500.000
1.620.000
880.000
700.000
180.000
70.000
110.000
80.000
30.000
2.900.000
1.850.000
1.050.000
600.000
450.000
240.000
210.000
150.000
60.000

PT. ANTO JAYA
NERACA
PER 31 DESEMBER


2010 (Rp.)
2009 (Rp.)
Kas
Piutang dagang
Persediaan dagangan
Jumlah aktiva lancar
Aktiva tetap neto
Total aktiva
120.000
900.000
940.000
1.960.000
1.690.000
3.650.000
110.000
800.000
840.000
1.790.000
1.460.000
3.250.000

Hutang lancar
Hutang jangka panjang
Total hutang

Saham biasa
Modal Anto
Laba ditahan
Jumlah modal
Total pasiva

700.000
2.300.000
3.000.000

250.000
350.000
50.000
650.000
3.650.000

330.000
2.300.000
2.630.000

250.000
350.000
20.000
620.000
3.250.000







1.      Ratio likwiditas
-          Current ratio
Pada tahun 2010 Rp.1.960.000/Rp.700.000 = 2,8 atau 280%
Pada tahun 2009 Rp.1.790.000/Rp.330.000 = 5,42 atau 542%
Artinya likuid atau lancar

-          Acid test ratio
Pada tahun 2010 Rp.1020.000/Rp.700.000 = 1,46 atau 146%
Pada tahun 2009 Rp.950.000/ Rp.330.000 = 2,88 atau 288%

-          Cash ratio
Pada tahun 2010 Rp.120.000/Rp.700.000 = 0,17 atau 17%
Pada tahun 2009 Rp. 110.000/330.000 = 0,33 atau 33%

-          Perputaran Piutang
Pada tahun 2010 Rp.2.500.000/Rp.900.000 = 2,77 X
Pada tahun 2009 Rp.2.900.000/Rp.800.000 = 36,25 X

-          Perputaran Persediaan
Pada tahun 2010 Rp.1.620.000/Rp.940.000 = 1,72 X
Pada tahun 2009 Rp. 1.850.000/Rp.840.000 = 2,20 X

-          Perputaran Modal Kerja
Pada tahun 2010 Rp.2.500.000/Rp.600.000 = 4,16 X
Pada tahun 2009 Rp. 2.900.000/Rp.600.000 = 4,83X









2.      Rasio Solvabilitas
a)      Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva





b)     Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap




c)      Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang





d)     Rasio Total Hutang terhadap Total Aktiva








3.      Rasio Rentabilitas
a)      Rasio Laba Usaha dengan Aktiva Usaha




b)      Perputaran Aktiva Usaha





c)      Rasio Laba Kotor atas Penjualan





d)      Rasio Laba Usaha atas Penjualan




e)      Rasio Laba Bersih atas Penjualan







f)       Operating Ratio




g)      Rasio Tingkat Pengembalian Investasi





h)      Rasio Laba Bersih atas Modal





Tidak ada komentar: