KARAKTERISTIK AKUNTANSI MANAJEMEN
AKUNTANSI MANAJEMEN
akuntansi dapat dipandang sebagai suatu system yang mengelolah
masukan berupa data operasi dan data keuangan untuk menghasilkan keluaran
berupa informasi akuntansi yang dibutuhkan oleh pemakai. Gambar 1.1
memperlihatkan akuntansi sebagai suatu system pengelolaan informasi keuangan.
Akuntansi manajemen dapat dipandang dari dua sudut : akuntansi
manajemen sebagai salah satu tipe akuntansi dan akuntansi manajemen sebagai
salah satu tipe informasi. Sebagai salah satu tipe akuntansi, akuntansi
manajemen merupakan suatu system pengolahan informasi keuangan yang digunakan
untuk menghasilkan informasi keuangan bagi kepentingan pemakai intern
organisasi. Akuntansi manajemen merupakan salah satu tipe akuntansi diantara
dua tipe akuntansi:akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen. Sebagai salah
satu tipe informasi, akuntansi manajemen merupakan tipe informasi kuantitatif
yang menggunakan uang sebagai satuan ukuran, yang digunakan untuk membantu
manajemem dalam pelaksanaan pengelolaan perusahaan. Akuntansi manajemen adalah
informasi keuangan yang merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi
manajemen, yang dimanfaatkan terutama oleh pemakai intern organisasi. Gambar
1.2 , melukiskan sudut pandang yang dapat digunakan ambarkan akuntansi untuk
mengggambarkan managemen .
proses
|
Data
informasi
akuntansi
Masukan keluaran
Gambar 1.1 akuntansi sebagai system pengolahan informasi keuangan
AKUNTANSI MANAGEMEN
SEBAGAI TIPE AKUNTANSI
Akuntansi adalah proses pengolahan
data keuangan untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunkan untuk memungkinkan pengambil
keputusan melakukan pertimbangan berdasarkaninformasi dalam pengambilan
keputusan . sebagai suatu system informasi keuangan akuntansi dibagi jadi2 tipe
: akuntansi keuangan dan akuntansi managemen lihat gan=mbar 1.3yang
memperlihatkan pembagian akuntansi menjadi 2 tipe akuntansi. Sebagai salah 1
sistem pengolahan informasi keuangan karakteristik managemen dapat dibandingkan
dengan karakteristik keuangan kedua takuntansi
ini mempunyai karakteristik yang berlainan disebkan oleh perbedaan
pemakaian informasiyang dihasilkan oleh kedua akuntansi tersebut .
akuntansikeuangan merupakantipe akuntansi yang mengelola informasi keuangan
yang terutama untuk memenuhi keperluan managemen puncak dan pihak organisasi
sedangakan akuntasi managemen merupakan tipeakuntansi yang
m,engelola informasi keuangan terutama untuk memenuhi keperluan managemen dalam
melaksanakan fungsi perencanaan dan pengendalian organisasi
|
Akuntansi
Manajemen
Sebagai
suatu tipe akuntansi
Gambar 1.2 sudut pandang terhadap akuntansi
manajemen
Kedua pihak
pemakai informasi yang dihasilkan oleh kedua tipe akuntansi tersebut mempunyai
kebiasaan pengambilan keputusan yang berbeda. Karena akuntansi merupakan proses
untuk menghasilkan informasi bagi kepentingan pemakai, maka perbedaan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pemakai akan sangat menentukan
karakteristik setiap tipe akuntansi tersebut.
Akuntansi
keuangan
Tipe
Akuntansi
Akuntansi
manajemen
Gambar 1.3 tipe akuntansi
Pemakai Informasi
Akuntansi
Laporan keuangan yang dihasilkan oleh
akuntansi dimanfaatkan oleh pemakai luar yang terdiri dari pemegang saham,
kreditur, analis keuangan,organisasi karyawan dan berbagai instansi pemerintah.
Para pemakai luar ini memerlukan laporan keuangan perusahaan sebagai dasar
pembuatan keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan yang
bersangkutan. Informasi keuangan yang dibutuhkan oleh pihak luar diolah dan
disajikan oleh tipe akuntansi keuangan.
Manajemen berbagai jenjang organisasi
suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan untuk mengambil keputusan
mengenai perusahaan itu sendiri atau bagiannya. Informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh para manajer tersebut diolah dan disajikan oleh tipe akuntansi
manajemen.
Oleh karena karakteristik keputusan
yang dibuat oleh pihak luar berbeda dengan karakteristik keputusan yang dibuat
oleh para manajer, maka hal ini mempunyai dampak terhadap karakteristik system
pengelolaan informasi akuntansi yang menghasilkan informasi keuangan. Perbedaan
akuntansi keuangan dengan akuntansi manajemen sebagai suatu system pengolahan
informasi keuangan terletak pada
1. Dasar pencatatan
2. Focus informasi
3. Lingkup informasi
4. Sifat laporan yang dihasilkan
5. Keterlibatan dalam perilaku manusia
6. Disiplin sumber yang melandasi
Dasar Pencatatan
Akuntansi keuangan menggunakan
prinsip akuntansi yang lazim sebagai pedoman dalam mengelola data keuangan
untuk disajikan kepada pemakainya. Penggunaan prinsip akuntansi yang lazim ini
diperlukan karena pihak luar memerlukan jaminan bahwa informasi keuangan yang
disajikan oleh berbagai perusahaan dapat diperbandingkan satu dengan yang
lainnya, sehingga mereka dapat mengambil keputusan untuk menentukan dengan
perusahaan mana mereka akan mengadakan hubungan dan dalam bentuk apa hubungan
itu dilaksanakan. Dilain pihak,
akuntansi manajemen tidak terikat dengan prinsip akuntansi yang lazim dalam pengelolaan
informasinya, karena pemakainya adalah para manajer berbagai jenjang organisasi,
yang lebih mementingkan relevansi informasi dengan keputusan yang akan mereka
lakukan.
Fokus Informasi
Akuntansi keuangan digunakan untuk
mengelolah informasi keuangan masa lalu untuk menggambarkan pertanggung jawaban
dana yang dipercayakan oleh pihak luar kepada manajemen suatu perusahaan. Di
lain pihak, akuntansi manajemen di samping menghasilkan informasi keuangan masa
lalu, juga menyediakan informasi keuangan masa yang akan datang sebagai salah
satu dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan.
Lingkup Informasi
Akuntansi keuangan mengolah dan
menyajikan informasi keuangan perusahaan secara keseluruhan. Hal ini disebabkan oleh pemakai luar membuat
keputusan tentang hubungan mereka dengan perusahaan sebagai keseluruhan, bukan
dengan bagiannnya. Dilain pihak, akuntansi manajemen mengelolah dan menyajikan
informasi keuangan
Sifat Laporan Yang Disajikan
Laporan yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan umumnya berupa ringkasan dan berisis informasi yang
diteliti. Hal ini disebabkan pada umumnya pemakai luar hanya memerlukan
informasi keuangan sebagai bentuk pertanggungjawaban dana. Sedangkan akuntansi
manajemen lebih menitikberatkan untuk menghasilkan laporan yang rinci dengan
memasukkan unsur ketelitian sebagai hal nomor dua. Disebabkan dalam pengambilan
keputusan, informasi yang kurang teliti namun relevan dengan masalah yang dihadapi
adalah lebih baik dibandingkan dengan informasi yang teliti namun disajikan
terlambat.
Keterlibatan Dalam Perilaku Manusia
Akuntansi keuangan lebih mementingkan
pengukuran kejadian-kejadian ekonomi sedangkan akuntansi manajemen lebih banyak
bersangkutan dengan pengukuran kinerja manajemen berbagai jenjang organisasi. Oleh
karena informasi akuntansi manajemen digunakan untuk mengukur kinerja manajemen, maka aspek perilaku manusia dalam
organisasi perlu diperhatikan dalam pengolahan informasi keuangan dalam
akuntansi manajemen.
Disiplin Sumber Yang Melandasi
Akuntansi keuangan hanya bersumber
pada satu disiplin sumber yaitu ilmu ekonomi, sedangkan akuntansi manajemen
memiliki dua disiplin sumber yaitu ilmu ekonomi dan psikologi sosial. Akuntansi
manajemen dilandasi oleh ilmu ekonomi yang membekali manusia dalam
mengalokasikan sumber daya alam dalam perusahaan dan ilmu psikologi social yang
membekali perilaku manusia dalam hubungan mereka dengan manusia dalam memenuhi
kebutuhan mereka.
Hal Yang Sama Diantara Akuntansi Keuangan Dan Akuntansi Manajemen
Terdapat dua hal yang sama dalam tipe
akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen, yaitu : yang pertama, prinsip
akuntansi yang lazim yang diterima baik dalam akuntansi keuangan kemungkinan
besar juga merupakan prinsip pengukuran yang relevan dalam akuntansi manajemen.
Misalnya penggunaan prinsip penandingan pendapatan dengan biaya dalam mengukur
laba selain digunakan baik oleh akuntansi keuangan maupun akuntansi manajemen.
Yang kedua, akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen menggonakan informasin
operasi yang sama sebagai bahan baku untuk menghasilkan informasi yang
disajikan kepada pemakainya.
PERKEMBANGAN PERAN AKUNTANSI MANAJEMEN SEBAGAI SUATU TIPE AKUNTANSI
Pencatat
Skor
Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan perencanaan
aktivitas dan pengendalian pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi
manajemen berperan menyajikan informasi kepada manajemen mengenai pelaksanaan
rencana aktivitas yang telah disusun , serta mencatat skor dan mengkomunikasikan
skor kepada manajer yang bersangkutan untuk memungkinkan evaluasi pelaksanaan
rencana tersebut.
Untuk memenuhi fungsi sebagai pencatat skor, akuntansi manajemen
harus memenuhi syarat : teliti, relevan dan andal ( reliable ). Ketelitian
pencatatan skor setiap manajer merupakan syarat mutlak, karena informasi yang
disampaikan kepada manajemen akan digunakan untuk mengevaluasi kinerja mereka. Dalam
sejarahnya, menempuh dua pendekatan dalam pengolahan informasi yang
mempengaruhi relevansi informasi dengan pengambilan keputusan yaitu : The
historical communication approach, dimana dalam pendekatan ini akuntansi
manajemen didominasi oleh pengimpulan dan penyajian secara teliti informasi
biaya yang telah terjadi dimasa lalu, dan pemakai laporan dipersilahkan untuk
malakukan penyesuaian ( adjustment ) terhadap informasi akuntansi yang
diterimanya sesuai dengan kebutuhannya. Pendekatan kedua yaitu the user
decision model approach. Pendekatan ini menekankan tema : “ biaya yang berbeda
untuk tujuan yang berbeda “. Dalam pendekatan ini akuntan manajemen disamping
mempertimbangkan relevansi informasi dengan alternative yang dipertimbangkan oleh
pengmbil keputusan, juga mempertimbangkan biaya dan manfaat informasi tersebut.
Agar akuntansi manajemen mampu berfungsi sebagai pencatat skor, skor yang
dicatat dan disajikan harus mencerminkan kinerja yang digambarkan dalam skor
tersebut dan sesuai keperluan pengambil keputusan.
Keandalan adalah attribute lain yang harus dimiliki oleh informasi
akuntansi manajemen. Sebagai pencata skor, informasi akuntansi manajemen harus
bebas dari kecenderungan penyusunnya untuk memihak.
Penarik Perhatian
Sebagai penarik perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi
penyimpangan pelaksanaan rencana yang memerlukan perhatian manajemen agar
manajemen dapat merumuskan tindakan untuk menvegah berlanjutnya penyimpangan
yang terjadi. Tasha perkembangan ini hanya dapat dicapai jika akuntansi
manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik.
Penyedia Informasi Untuk
Pemecahan Masalah
Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebihlanjut dari status
perkembangan yang sebelumnya telah dicapai, yaitu sebagai pencatat skor dan
sebagai penarik perhatian. Jika manajemen telah mengandalkan informasi yang
dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka mereka akan selalu mengundangnya dalam
setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah yang akan mereka lakukan.
AKUNTANSI MANAJEMEN
SEBAGAI SUATU TIPE INFORMASI
Informasi merupakan suatu fakta, data, pengamatan, persepsi, atau
sesuatu yang lain yang menambah pengetahuan. Informasi diperlukan oleh manusia
untuk mengurangi ketidak pastian dalam pengambilan keputusan. Diantara berbagai
tipe informasi, akuntansi manajemen merupaka salah satu tipe informasi
akuntansi kuantitatif yang menyediakan informasi dalam pengambilan keputusan.
Mengapa Informasi
Kuantitatif ?
Manajemen memerlukan informasi, baik yang berupa informasi kuantitatif
maupun informasi nonkuantitatif sebagai dasar pengambilan keputusan. Umumnya
informasi kuantitatif lebih berperan dalam mengurangi ketidakpastian bila
dibandingkan dengan informs nonkuantitatif, sehingga umumnya dalam pengambilan
keputusan bisnis, manajemen lebih bertumpu pada informasi kuantitatif
dibandingkan dengan informs nonkuantitatif. Informs kuantitatif menjadikan
pengambil keputusan lebih memperoleh jaminan kepastian dalam pemilihan
alternatif.
Mengapa Informasi
Akuntansi ?
Accounting is akuntansi business language. Sudah dikenal bahwa
akuntansi merupakan suatu bahasa bisnis. Sebagai suatu bahasa akuntansi
merupakan alat untuk nerpikir manajer dalam bisnis dan untuk mengkomunikasikan
pikiran-pikiran bisnis manajer kepada bawahan dan atasannya, kepada manajer
lain, dan kepada pihak luar. Berpikir bisnis berarti berpikir secara ekonomi
rasional. Manajer yang tidak menguasai akuntansi sebagai bahasa bisnis tidak
dapat berpikir secara bisnis karena tidak memiliki alat berpikir untuk itu.
Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi dikelompokkan menjadi tiga : informasi operasi,
informasi akuntansi keuangan, dan informasi akuntansi manajemen. Informasi
operasi merupakan bahan baku untuk mengolah tipe informasi akuntansi yang lain
: informasi akuntansi keuangan dan informasi akuntansi manejemen. Contoh
informasi operasi berupa jumlah kilogram bahan baku yang akan dipakai dalam
produksi, jumlah persediaan produk jadi, dan sebagainya. Sementara informasi
akuntansi keuangan umumnya disajikan pada pihak luar perusahaan didalam laporan
keuangan berbentuk neraca, laporan rugi laba, laporan laba yang ditahan, dan
laporan perubahan posisi keuangan. Sedangkan informasi akuntansi manajemen
disajikan kepada manajemen perusahaan dlam berbagai laporan keuangan berbentuk
anggaran, laporan penjualan, laporan biaya produksi, laporan biaya menurut
pusat pertanggungjawaban dan laporan biaya menurut aktivitas.
TIPE INFORMASI AKUNTANSI
MANAJEMEN
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubangkan dengan tiga hal :
objek informasi, alternatif yang akan dipilih, dan wewenang manajer. Jika
informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan objek informasi seperti
produk, departemen, atau aktivitas, maka akan dihasilkan konsep informasi
akuntansi penuh. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan
alternatif yang akan dipilih maka akan dihasilkan konsep informasi diferensial
yang sangat diperlukan pleh menejemen dalam pengambilan keputusan pemilihan
alternatif. Jika informasi akuntansi manajemen dihubungkan dengan wewenang yang
dimilikioleh manajer dihasilkan konsep informasi akuntansi pertanggungjawaban
yang terutama bermanfaat untuk mempengaruhi perilaku manusia dalam organisasi.
MANFAAT INFORMASI
AKUNTANSI MANAJEMEN
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tipe informasi akuntansi
terbagi atas tipe informasi akuntansi penuh, informasi akuntansi diferensial,
serta informasi akuntansi pertanggungjawaban. Berikut ringkasan manfaat setiap
tipe informasi akuntansi manajemen :
Tipe informasi akuntansi
manajemen
( Aktiva, Pendapatan,
dan/atau biaya )
|
Manfaat
|
|
Informasi masa lalu
|
Informasi masa yang akan
datang
|
|
Informasi akuntansi
penuh
(Full Accounting
Information )
|
Pelaporan informasi keuangan
Analisis kemampuan menghasilkan
laba
Jawaban atas pertanyaan : “Berapa
biaya tang telah dikeluarkan untuk sesuatu ?”
Penentuan harga jual dalam cost
type contract
|
Penyusunan program
Penentuan harga jual normal
Penentuan harga transfer
Penentuan harga jual dalam
perusahaan yang diatur dengan peraturan pemerintah
|
Informasi akuntansi
diferensial
(Differential Accounting
Information )
|
Tidak ada
|
Pengambilan keputusan pemilihan
alternatif, baik jangka pendek maupun jangka panjang
|
Informasi akuntansi
pertanggungjawaban
( Responsibility
Accounting Information )
|
Penilaian kinerja manajer
Pemotivasian manajer
|
Penyusunan anggaran
|
Gambar 1.4. Tipe informasi akuntansi manajemen dan manfaatnya
Informasi Akuntansi Penuh
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa yang
akan datang, serta informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya. Informasi
akuntansi penuh selalu dihubungkan dengan objek informasi yang dapat berupa
satuanusaha, produk, departemen atau aktivitas.
Informasi Akuntansi
Diferensial
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif tindakan tertentu dibandingkan
dengan alternatif tindakan lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur
pokok : merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda diantara
alternatif yang dihadapi oleh pengambil keputusan. Karena pengambil keputusan
selalu menyangkut masa depan, maka informasi akuntansi yang relevan adalah
informasi masa yang akan datang pula. Sehingga tidak tercantum pemanfaatan
informasi akuntansi diferensial masa lalu.
Informasi Akuntansi
Pertanggungjawaban
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva,
pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggung
jawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Dalam penyusunan anggaran setiap
manajer dalam organisasi merencanakan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya,
sehingga informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan dasar untuk menganalisis
kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan
rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.
TREND YANG MEMPENGARUHI
AKUNTANSI MANAJEMEN
Akuntansi manajemen berintikan akuntansi biaya yang dikembangkan di
U.S.A mulai akhir abad ke-19 dan permulaan abad ke-20. Hampir semua prosedur
penentuan harga pokok (product costing) dan prosedur akuntansi manajemen yang
digunakan dalam abad ke-20 sekarang ini dikembangkan di U.S.A antara tahun 1880
dan 1925. Pada tahap awal perkembangannya akuntansi manajemen berorientasi pada
penentuan harga pokok yang informasinya dimanfaatkan oleh pemilik dan pihak
intrn lainnya. Sedangkan pada tahun 1925 diganti dengan penentuan harga pokok
persediaan yang merupakan pembebanan biaya produksi kepada produk, yang
selanjutnya dilaporkan kepada pemakai luar dalam laporan keuangan. Perubahan
orientasi akuntansi manajemen dari penyedia informasi bagi pemakai intern ke
penyedia informasi keuangan bagi pihak luar perusahaan berlangsung terus sampai
dengan awal tahun 90-an. Trend yang menyebabkan perubahan akuntansi manajemen
adalah :
·
Kemajuan teknologi informasi
·
Implementasi just-in time (JIT)
manufacturing
·
Meningkatnya tuntutan mutu
·
Menungkatnya difersifikasi dan
dan kompleksitas produk, serta semakin pendeknya daur hidup produk
·
Diperkenalkannya computer
–intergrated manufacturing
Kemajuan Teknologi
Informasi
Word – class company
|
Global
Competition
|
Global
village
|
Enterprise
excellence
|
Fleksibel produk
bermutu Cost
effective
Gambar 1.5. Faktor yang mendorong penggunaan teknologi informasi
maju dan persyaratan untuk menjadi word class company
Persyaratan mutu, fleksibilitas, dan cost effectiveness tersebut
memaksa manajemen perusahaan-perusahaan manufaktur di U.S.A mengganti strategi
untuk memenangkan persaingan mereka
dipasar dunia. Strategi tersebut ditiru
dari Jepang yaitu : non-value-added activities strategy dan market-driven strategy.
Value-Added Activities
Strategy Versus Non-Value-Added Activities Strategy
Dalam proses pembuatan produk diperlukan throughput time yang
merupakan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk mengolah bahan baku menjadi
produk jadi . throughput time dibagi menjadi empat komponen seperti disajikan
pada gambar 1.6 dengan dua jenis aktivitas yang mengkonsumsi waktu tersebut.
Prose produksi yang ideal akan menghasilkan throughput time yang sama dengan
prosessing time. Ukuran efisiensi proses produksi dihitung dengan membandingkan
prosessing time dengan throughput time yang dikenal dengan istilah
manufacturing cycle efficiency ( MCE ).
Prosessing
time
MCE
=
Throughput
time
Jika proses pembuatan produk menghasilkan MCE sebesar 1, maka
non-value-added activities telah dapat dihilangkan dalam proses pengolaha
produk, sehingga konsumen produk tersebut tidak dibebani dengan biaya-biaya
untuk aktivitas, bukan penambah nilai bagi mereka. Sebaliknya jika proses
pembuatan produk menghasilkan MCE<1, berarti proses pengolahan produk masih
mengandung aktivitas bukan penambah nilai bagi konsumen.
Value-added
activities
Throughput time
= Prosessing Time
+ Inspection Tim +
Moving Time + Waiting/strorage time
Non-value-added
activities
Gambar 1.6. unsur waktu yang membentuk
throughput time dan jenis aktivitas yang mengkonsumsi waktu tersebut
Non-value-added activities dianggap sebagai suatu aktivitas yang
tidak dapat dihindari dalam proses pembuatan produk, sehingga diperlukan
berbagai model untuk membenarkan keberadaannya. Oleh karena itu, perusahaan
menufaktur di U.S.A melakukan berbagai usaha untuk mengurangi prosessing time
dengan time and motion study, serta dengan mengembangkan berbagai model seperti
economical order quantity, safety stock dan perhitungan produk rusak yang
normal (normal defact) atau acceptable quality level (AQL). Sementara itu,
produsen jepang lebih menitikberatkan strategi produksinya pada usaha-usaha
untuk menghilangkan non-value-added activities. Bagi produsen jepang,
non-value-added activities merupakan aktivitas yang tidak seharusnya menjadi
beban konsumen, sehingga seharusnya dihilangkan dari proses pembuatan produk.
Oleh karena itu, produsen jepang kemudian mengurangi inspection time dengan
mengembangkan total quality control dan zero defact manufacturing, mengurangi
moving time dengan mengembangkan cellular manufacturing dan mengurangi
waiting/strorage time dengan mengembangkan just ini time inventory system.
Time and motion Acceptable quality EOQ
Study level safety stock
Throughput time
= Prosessing Time
+ Inspection Time +
Moving Time + Waiting/strorage time
Value-added
activities Non-value-added
activities
Gambar 1.7. Penekanan manajemen Amerika terhadap penyempurnaan
value-added activities
JIT
TQC Celullar
JIT
Manufacturing
Zero defact Manufacturing Zero inventory
Throughput time
= Prosessing Time
+ Inspection Time +
Moving Time + Waiting/strorage time
Value-added
activities Non-value-added
activities
Gambar
1.8. Penekanan manajemen Jepang terhadap penghapusan non-value-added activities
Technology-Driven Strategy Versus
Market-Driven Strategy
Technology-driven strategy adalah suatu cara berpikir manajemen yang
meletakkan teknologi sebagai pendorong perusahaan dalam memasuki pasar.
Sedangkan market-driven strategy adalah suatu cara berpikir manajemen yang
menberi prioritas kepada persyaratan pasar atau konsumen dibandingkan dengan
keterbatasan teknologi yang dimiliki oleh perusahaan. Dengan market-driven
strategy, manajemen selalu dipaksa untuk menghilangkan hambatan teknologi untuk
memenuhi kebutuhan pasar. Sejak selesainya perang dunia II, produsen jepang
memilih market-driven strategy pada industry mobil dan consumer electronic
dalam memasuki persaingan pasar dunia. Sementara perusahaan Amerika sebagai
Negara pemenang memasuki dan menguasai pasar dunia tanpa hambatan yang berarti
dengan teknologi yang mereka milki.
Implementasi JIT
Manufacturing
Just-in time (JIT) merupakan manufacturing phylosophy, dimana
perusahaan hanya memproduksi atas dasar permintaan tanpa memanfaatkan
tersedianya persediaan dan tanpa menanggung biaya persediaan. Dalam hal ini,
produksi tidak akan terjadi sebelum ada taanda dari proses selanjutnya yang
menunjukkan permintaan produksi. Karena produksi sitentukan oleh permintaan,
JIT tidak mungkin diterapkan dalam perusahaan yang permintaan atas produknya
sangat sulit diperkirakan. JIT merupakan Usaha untuk mengurangi waktu
penyimpanan ( strorage time ) yang merupakan salah satu akibat dari aktivitas
bukan penambah nilai bagi konsumen.
JIT dan Persediaan
Salah satu dampak JIT manufacturing
adalah berkurangnya persediaan ketingkat yang sangat rendah dibandingkan dengan
system produksi yang tradisional disebabkan dalam system produksi tradisional,
bahan diproduksi tanpa memperhatikan jumlah permintaan dari operasi berikutnya.
Sehingga dalam proses produksi, persediaan akan melebihi jumlah yang diminta.
JIT dan Celullar Manufacturing
Dalam system produksi tradisional,
produk bergerak dari satu kelompok mesin yang sama kekelompok mesin yang sama
berkutnya. Dimana mesin yang memiliki fungsi yang sama ditempatkan bersama
dalam suatu daerah yang disebut departemen atau proses. Dan karyawan yang
memiliki keahlian yang sama dalam mengoperasikan mesin ditempatkan dalam
departemen untuk mengoperasikan satu kelompok mesin yang sama. Berbeda dengan
JIT yang mengubah pola tata letak mesin tersebut dengan membentuk manufacturing
cell yang terdiri dari mesin-mesin yang dikelompokkan dalam suatu keluarga
mesin dan daapat digunakan untuk melaksanakan berbagai operasi yang berurutan
dalam memproduksi produk tertentu. Sehingga, karyawan memiliki keterampilan
beragam yang mampu mengoperasikan semua mesin yang ada dalam cell.
Departemen 1 Departemen 2 Departemen
3
Produk A A
A
A produk jadi
Produk B
pemotongan B pembubutan B pengelasan B produk jadi
Gambar 1. 9. Tata letak mesin dalam system produksi tradisional
Cell A cell B
Mesin Bubut Mesin
Bubut
Mesin potong mesin las Mesin
potong mesin
las
Produk jadi A produk
jadi B
Gambar 1.10. tata letak mesin dalam celuller manufacturing
JIT dan Desentralisasi Jasa Pendukung
JIT memerlukan akses yang cepat dan
mudah terhadap jasa pendukung. Oleh karena itu, departemen jasa yang dibentuk
untuk melayani secara terpusat semua departemen produksi perlu diperkecil
skalanya dan karyawannya dibebani tugas untuk sevara langsung mendukung
produksi dalam cell tertentu.
Meningkatnya Tuntutan Mutu
JIT manufacturing menuntut ketepatan waktu produksi dan penyerahan
produk akhir kepada pelanggan maupun produk antara dari satu tahap produksi ke
tahap produksi berikutnya. Dengan demikian, untuk menjamin ketepatan waktu dan
ketepatan jumlah produk yang diproduksi oleh tahap tertentu proses produksi
maupun oleh perusahaan secara keseluruhan, dituntut produksi tanpa cacat atau
rusak dan bahan baku yang dimasukkan proses sesuai dengan spesifikasi yang
ditetapkan tanpa cacat, serta kondisi mesin dan ekuipmen produksi tanpa
kerusakan. Untuk menghasilkan produk sesuai dengan spesifikasi mutu yang
dijanjikan kepada pelanggan dibutuhkan pengendalian menyeluruh atau total
quality control (TQC). TQC merupakan konsep pengendalian yang meletakkan
tanggung jawab pengendalian dipundak setiap karyawan yang terlibat dalam proses
pembuatan produk, sejak desain sampai proses produksi, sampai produk mencapai
pembeli. Tanggung jawab pengendalian produk bukan hanya menjadi tanggung jawab
fungsi pengendalian mutu (Departemen Pengendalian Mutu).
Meningkatnya Diversifikasi
Dan Kompleksitas Produk, serta semakin pendeknya daur hidup produk
Dengan peralatan modern yang
dikendalikan dengan computer, pabrik mampu menghasilkan produk yang kompleks
yang memerlukan penelusuran biaya yang tidak sederhana kedalamharga pokok
produk. Pemanfaatan computer untuk memudahkan desain dan pengentasan hasil
desain produk menyebabkan inovasi produk sangat pesat sehingga daur hidup
produk (product life cycle) menjadi semakin pendek. Semakin pendeknya daur
hidup produk semakin memerlukan
perancangan yang matang keseluruhan pendapatan dan biaya yang diproyeksikan
selama daur hidup produk, agar investasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk
desain dan pengembangan produk dan untuk mesin dan ekuipmen yang bersangkutan
dengan produk dapat tertutup dari kas masuk bersih selama daur hidup produk
yang diperkirakan.
Computer-Integrated
manufacturing
Teknologi informasi maju yang diterapkan dalam proses pengolahan produk menjadikan
perusahaan manufactur fleksibel dalam memberikan respon terhadap perubahan
kebutuhan pasar. Dengan demikian, teknologi informasi memungkinkan perusahaan
manufaktur menerapkan market-driven strategy dengan menghilangkan
hambatan-hambatan teknologi didalam memenuhi kebutuhan pasar. Pemanfaatan
computer di dalam seluruh tahap pembuatan produk, mulai dari tahap desain,
proses produksi, sampai dengan distribusi produk, mengubah secara mendasar
proses pembuatan produk dan system informasi yang digunakan oleh manajemen di
dalam mengelolah pabrik modern. Computer memungkinkan digunakannya computer-aided design (CAD) dan computer
aided engineering (CAE) dalam tahap desai produk, sehingga pabrik-pabrik
modern mampu melakukan inovasi yang luar biasa cepatnya dan mampu menghasilkan
produk-produk dengan desain yang sempurna. Computer juga mengubah tahap proses
pengolahan produk dengan digunakannya computer-aided manufacturing (CAM)
flexible manufacturing system (FMS) dan computer intergrated system (CIM)
Computer aided design (CAD) merupakan perangkat lunak yang
memungkinkan perancang produk dengan mudah dan cepat menuangkan ide rancangan
nya dengan bantuan computer dan melakukan simulasi secara eletronik.
Computer Aided Engineering (CAE) informasi yang dihasilkan proses
desain dengan CAD kemudian diolah dengan CAE untuk memungkinkan perancang
produk melakukan pengujian secara eletronik mengenai laik tidaknya produksi
hasil rancangannya berdasarkan mesin mesin yang dimiliki perusahaan dan
sekaligus dapat diperkirakan biaya yang dibutuhkan untuk memproduksi produk
yang dirancang.
Computer Aided Manufacturing (CAM). Informasi rancangan produk yang
dihasilkan dalam proses deain dengan bantuan CAD dan CAE kemudian ditranfer
kedalam CAM. Cam mencakup proses perencanaan dan penjadwalan produksi, robotic
equipment penanganan bahan secara otomatis, dan pengendalian mutu dengan
bantuan computer.
Flexible Manufacturing System (FMS). FMS merupakan pengelompokkan
dua atau lebih mesin yang dapat deprogram, yang mampu berpindah dari satu
operasi produksi produk satu ke produk yang lain.
Computer Integrated Manufacturing (CIM). Teknologi computer telah
mampu merealisasikan impian pabrik yang sepenuhnya otomatis, sejak desain
produk dengan CAD, pengujian produk dengan CAE, pengolahan produk dengan CAM
perencanaan berbagai sumber daya untuk memproduksi dengan manufacturing
resource planning (MRP II) sampai dengan perencanaan proses produksi dengan
manufacturing process planning (MPP). Dengan CIM pabrik sedemikian fleksibel
sehingga mampu (1) menghasilkan tiruan suatu produk sebagai tes dengan biaya
yang sangat rendah, (2) mengubah dari production run yang satu ke production
run yang lain hanya dalam beberapa menit atau detik dan (3) menyesuaikan
perubahan frefensi pasar hanya salam waktu yang sangat singkat. Dengan
digunakannya CIM dalam pabrik,perusahaan mampu memproduksi produk berdasarkan
order bukan berdasarkan prakiraan.
DAMPAK PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP KEBUTUHAN MANAJEMEN AKAN INFORMASI AKUNTANSI
Perkembangan teknologi informasi mempunyai dampak terhadap teknologi
pembuatan produk, sejak saat didesain dan dikembangkan, diproduksi, sampai
dengan didistribusikan kepada konsumen. Disamping itu, perkembangan teknologi
informasi mempunyai damp[ak terhadap system pengolahan informasi akuntansi
untuk memenuhi kebutuhan manajemen.
Informasi Biaya Produk
yang Cermat
Persaingan tingkat dunia memaksa manajemen perusahaan memperhitungkan
dengan cermat biaya produk mereka dengan tujuan: (1) konsumen tidak dibebani
biaya bukan penambahan nilai (non-value-added costs) bagi mereka, (2) laba yang
diperboleh perusahan yang memasuki persaingan global dan tajam adalah rendah
sehingga hanya perusahaan-perusahaan yang cost-effective saja yang mampu
bertahan dan berkembang dalam situasi persaingan semacam itu. Dengan demikian,
manajemen perusahaan-perusahaan yang memasuki persaingan global memerlukan
informasi biaya produk mereka jauh lebih cermat.
Informasi Biaya Overhead
yang Cermat
Penggunaan teknologi maju dalam proses manufaktur menyebabkan
kenaikan yang signifikan persentase biaya overead pabrik dalam struktur biaya
produk. Besarnya proporsi biaya overhead pabrik dalam keseluruhan biaya produk
tersebut memaksa manajemen untuk tidak sekedar mengalokasikan biaya tersebut
kepada produk, namun mendorong manajemen untuk mencari cara agar mereka mampu
mengelola biaya tersebut. Biaya overhead pabrik yang besar memerlukan teknologi
pengelolaan biaya yang dirancang untuk
memungkinkan manajemen memantau konsumsi sumber daya dalam setiap
aktifitas yang dilaksanakan untuk menghasilkan produk. Manajemen memerlukan
informasi konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas perusahaan untuk
menghasilkan produk agar mereka mampu melakukan perbaikan secarta terus menerus
terhadap value added activities dan dapat menghilangkan non value added
activities. Dalam posisi ini manajemen akan mampu menjadikan perusahaannya
cost-effective, salah satu daya saing (competitive edge) yang harus dimiliki
oleh perusahaan-perusahaan kelas dunia.
Informasi Biaya Daur Hidup
Produk
Dengan pesatnya perkembangan pemanfaatan computer dalam tahap
desain, engineering, dan produksi, jarak waktu yang diperlukan dari ide
rancangan sampai dengan produksi menjadi sangat pendek. Kondisi ini memungkinkan
perusahaan-perusahaan kelas dunia memilih strategi inovasi sebagai senjata
untuk memenangkan perebutan pasar dunia. Strategi ini menjadikan daur hidup
produk (produk life cycle) menjadi pendek. Oleh karena itu, manajemen yang
bersaing di kelas dunia, tidak lagi cukup hanya memperoleh informasi biaya
periodic yang dihasilkan oleh system akuntansi biaya tradisional, namun jauh
lebih penting dari itu, manajemen memerlukan informasi product life cycle
costs. Informasi product life cycle costs memungkinkan manaemen melakukan strategic
cost analysis pada saat mempertimbangkan peluncuran produk baru, penghentian
produksi produk yang ada, dan product profitability analysis.
RESPON AKUNTANSI MANAJEMEN
TERHADAP KEBUTUHAN MANAJEMEN AKAN INFORMASI AKUNTANSI
Untuk memenuhi kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi didalam
perusahaan-perusahaan yang menggunakan teknologi informasi maju, akuntansi
manajemen melakukan beragai peruahan yang sifatnya mendasar sebagai berikut.
1.
akuntansi manajemen melepaskan
dominasi akuntansi keuangan dengan memfokuskan perekayasaan informasi akuntansi
untuk memenuhi kebutuhanmanajemen.
2.
Akuntansi manajemen
memanfaatkan teknologikomputer untuk
merekayasa informasi biaya produk yang lebih cermat.
3.
Akuntansi manajemen berusaha
mencerminkan konsumsi sumber daya dalam setiap aktivitas untuk menghasilkan
produk dengan menerapkan activity-based cost system
4.
Akuntansi manajemen menciptakan
target costing untuk memungkinkanmanajemen menerapkan market-driven strategy dalam
memasuki pasar dunia
5.
Akuntansi manajemen menyajikan
informasi product life cycle cost untuk memungkinkan manajemen melakukan
strategic cost analysis
Pembebasan Akuntansi
manajemen Dari Dominasi Akuntansi
Keuangan
Jika diperhatikan pada awal mula perkembangannya, akuntansi
manajemen berorientasi kepada penyediaan informasi akuntansi bagi kepentingan
pemilik dan pemimpin perusahaan. Namun dalam perkembangannya, akuntansi
keuangan sangat mendominasi perancangan system akuntansi manajemen untuk memenuhi
kebutuhan pihak luar perusahaan. Sebagai
respon terhadap kebutuhan manajemen akan informasi akuntansi manajemen,
diperlukan perubahan orientasi, dari
yang terpusat kepada pemenuh kebutuhan
pihak luar, ke yang terpusat kepada penyediaan informasi akuntansi bagi
pihakintern sendiri.
Teknologi Informasi
Dengan memanfaatkan teknologi informasi pada tingkat perkembangannya
sekarang, akuntansi manajemen mampu menyediakan informasi akuntansi untuk
memungkinkan manajemen memantau konsumsi berbagai sumberdaya dalam semua
aktivitas untuk menghasilkan berbagai produk atau jasa.
Activity-Based Cost System
System ini merupakan salah satu wujud pelepasan akuntansi manajemen
dari dominasi akuntansi keuangan. System
ini dirancang atas dasar landasan pikiran bahwa produk memerlukan
aktivitas dan aktivitas mengonsumsi sumber daya. Lihat gambar 1.11 yang
melukiskan hakekat activity =-based cost system. Jika manajemen melayani
kebutuhan konsumen dengan filosofi bahwa perusahaan tidak akan membebani
konsumennya dengan aktivitas-bukan-penambah nilai bagi konsumen, maka manajemen
akan senantiasa berusaha melakukan penyempurnaan terhadap berbagai aktifitas
untuk menghasilkan produk atau jasa yang diserahkan kepada konsumen. Manajemen
yang mendasarkan usahanya atas filosofi tersebut memerlukan informasi untuk
memungkinkan mereka melakukan perencanaan dan pengendalian terhadap berbagai
aktivitas untuk menghasilkan produk atau jasa. Oleh karena itu, informasi
akuntansi yang dirancang atas dasar aktivitas (activity-based cost system)
merupakan system akuntansi yang relevan dengan kebutuhan manajemen saat
sekarang.
Sumber
daya
|
produk
|
aktivitas
|
Target Costing
Target Cost adalah perbedaan antara harga jual produk atau jasa yang
diperlukan untuk mencapai pangsa pasar (market share) tertentu dengan laba per
satuan yang diharapkan. Jika target cost dibawah harga pokok produk yang
sekarang dapat dicapai,maka manajemen harus merencanakan program pengurangan
biaya untuk menurunkan biaya yang sekarang dikonsumsi untuk menghasilkan produk
ke target cost
Product-life Cycle Costing
Daur hidup
produk (product life cycle) adalah waktu suatu produk mampu memenuhi kebutuhan
konsumen-sejak lahir sampai diputuskan dihentikan pemasarannya. Biaya daur
hidup produk adalah biayab yang bersangkutan dengan produk selama daur
hidupnya, yang meliputi: biaya pengembangan (perencanaan, desain, pengujian),
biaya produksi (aktivitas pengubahan bahan baku menjadi produk jadi), dan biaya
dukungan logistic (iklan,distribusi, jaminan, dam sebagainya).
Meskipun
informasi biaya daur hidup diperlukan oleh semua perusahaan manufaktur, namun
yang paling memerlukan ialah perusahaan manufaktur yang produknya mempunyai
daur hidup pendek . produk harus dapat menutup semua biaya daur hidupnya dan
menghasilkan laba tertentu selama daur hidupnya, jilka produk mempunyai daur
hidup panjang, perusahaan dapat menaikkan labanya dengan mengubah harga jual
produk dan dengan mengubah komposisi produk yang dijual.
1 komentar:
tankzzzz.. 5an9at bermanfaat_
Posting Komentar