Rabu, 16 Januari 2013

MAKALAH PROSES RISET


PROSES RISET
Nur Indriantoro (1999): Penelitian sebagai proses untuk mengembangkan pengetahuan dan menjawab suatu masalah memerlukan terpenuhinya suatu persyaratan-persyaratan antara lain yaitu, sebagai berikut:
a)      Merupakan penyelidikan sistematis terhadap masalah tertentu
b)      Menggunakan metode ilmiah
c)      Mengumpulkan bukti yang cukup representative sebagai dasar untuk menarik kesimpulan
d)     Menggunakan penalaran logis dan tidak memihak (bias) dalam menarik kesimpulan.
Proses penelitian untuk penelitian terapan dan dasar menurut Uma Sekaran (2003:72). Penyelidikan ilmiah dalam metode hipotesis-deduktif dapat dibahas terkait dengan dua aspeknya yang berbeda, ­-- proses (process) menyusun kerangka konseptual dan hipotesis untuk pengujian, dan desain (design), yang meliputi perencanaan studi actual, berurusan dengan aspek tertentu seperti alokasi studi, pemilihan sampel, serta pengumpulan dan analisis data.
1.        Ruang Lingkup Riset
Menurut Nur Indriantoro (1999): lingkup penelitian yang lebih spesifik, yaitu penelitian bisnis. Definisi penelitian bisnis adalah proses pengumpulan dan analisis data yang sistematis dan objektif untuk membantu pembuatan keputusan bisnis. Penelitian bisnis mengalami perkembangan pesat sejalan dengan perkembangan lingkungan bisnis. Kemajuan teknologi komputer, komunikasi, transportasi dan permanufakturan merupakan faktor utama yang menyebabkan perubahan lingkungan bisnis yang cepat dan mengarah pada kompetisi bisnis yang ketat dalam skala global.
Lebih lanjut Nur Indriantoro menjelaskan, kebutuhan informasi yang valid dan andal sebagai dasar untuk pembuatan keputusan manajemen, mendorong perkembangan, dan kebutuhan penelitian bisnis, termasuk diantaranya adalah penelitian manajemen dan akuntansi.

a)      Lingkup penelitian manajemen
Lingkup penelitian manajemen dapat di kelompokkan antara lain ke dalam bidang-bidang: bisnis umum, pemasaran dan penjualan, keuangan (finance), manajemen dan perilaku organisasi,  dan sistem informasi manajemen.
b)      Lingkup penelitian akuntansi
Lingkup penelitian akuntansi antara lain dalam bidang: akuntansi keuangan, investasi dan pasar modal, akuntansi manajemen, auditing, sistem informasi akuntansi, dan perpajakan.
Ruang lingkup penelitian yaitu pembatasan atas kajian-kajian ilmu atas penelitian yang dilakukan.

2.        Jenis Riset
Nur Indriantoro (1999), kegiatan penelitian yang dilakukan pada berbagai disiplin ilmu pada dasarnya menggunakan metode-metode penelitian yang relatif tidak berbeda. Pengetahuan mengenai klasifikasi penelitian, bagaimanapun diperlukan untuk mengenal kategori penelitian dan mempelajari karakteristik dari masing-masing metode penelitan. Penelitian dapat diklasifikasikan berdasarkan berbagai sudut pandang, yaitu sebagai berikut:
a)      Berdasarkan tujuan penelitian
Tujuan penelitian meliputi, pengembangan teori dan pemecahan masalah. Berdasarkan kedua tujuan tersebut penelitian diklasifikasikan sebagai berikut:

1)      Penelitian dasar (basic, pure, fundamental research), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan teori, termasuk pengembangan dan evaluasi terhadap konsep-konsep teoretis. Penelitian dasar selanjutnya dapat diklasifikasikan berdasarkan pendekatan yang digunakan dalam pengembangan teori, yaiut:
-          Penelitian Deduktif adalah tipe penelitian yang bertujuan untuk menguji (testing) hipotesis melalui validitas teori atau pengujian aplikasi teori pada keadaan tertentu.
-          Penelitian Induktif merupakan tipe penelitian yang mempunyai tujuan untuk mengembangkan (generating) teori atau hipotsis melalui pengungkapan fakta (fact finding). Tipe penelitian ini menekankan pada kebenaran dan realitas fakta untuk menghindari adanya teori-teori atau opini-opini yang membingungkan.

2)      Penelitian terapan (applied research), yaitu tipe penelitian yang menekankan pada pemecahan masalah-masalah praktis. Penelitian ini diarahkan untuk menjawab pertanyaan spesifik dalam rangka penetuan kebijakan, tindakan, atau kinerja tertentu. Penelitian terapan lebih lanjut dapat diklasifkasikan menjadi:
-          Penelitian evaluasi (evaluation research), yang digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan dalam proses pembuatan keputusan bisnis.
-          Penelitian pengembangan (research and development), yang dimaksudkan untuk mengembangkan produk baru atau penegmbangan proses untuk menghasilkan produk.
-          Penelitian aksi (action research), yang bertujun untuk mengembangkan keterampilan atau pendekatan baru dan memecahkan masalah tertentu.

b)      Berdasarkan karakteristik masalah yang diteliti, penelitian dapat diklasifiksikan menjadi, sebagai berikut:
1)      Penelitian historis (historical research), merupakan penelitian terhadap masalah-masalah yang berkaitan dengan fenomena masa lalu (historis).
2)      Penelitian deskriptif (descriptive reserach) merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.
3)      Studi kasus dan lapangan (case and field study), merupakan penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subyek yang diteliti serta interaksi dengan lingkungan.
4)      Penelitian korelasional (correlational research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan korelasional antara dua variabel atau lebih
5)      Penelitian kausal komparatif (causal-comparatif research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubunga sebab-akibat antara dua variabel atau lebih, tetapi peneliti tidak melakukan manipulasi terahadap variabel independen.
6)      Penelitian eksperimen (ekxperimental research) merupakan tipe penelitian dengan karakteristik masalah yang sama dengan penelitian kausal komparatif, yaitu mengenai hubungan sebab-akibat antara dua variabel atau lebih dimana peneliti melakukan manipulasi terhadap variabel independen.

c)      Berdasarkan jenis data, penelitian dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)      Peenelitian opini (opinion research) merupakan penelitian terhadap fakta berupa opini atau pendapat orang (responden).
2)      Penelitaian empiris (empirical research) merupakan penelitian terhadap fakta empiris yang diperoleh berdasarkan observasi atau pengalaman.
3)      Penelitian arsip (archival research) merupakan penelitian terhadap fakta yang tertulis (dokumen) atau berupa arsip data.

3.        Persiapan Riset
Dalam metode penelitian, peneliti harus mengetahui dan memahami tahap-tahap penelitian. Dalam menyusun suatu rancangan penelitian, peneliti harus benar-benar memahami bagaimana langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses penelitian. Melliong dalam bukunya mengklasifikasi tahap-tahap penelitian menjadi dua bagian, yaitu :
1)      Tahap Penelitian secara Umum yang terdiri dari :
1)      Tahap Pra-lapangan. Terdapat enam tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti, ditambah dengan satu pertimbangan yaitu etika penelitian lapangan. Tahapan-tahapannya adalah sebagai berikut :
-          Menyusun rancangan penelitian. Rancangan penelitian mengatur sistematika yang akan dilaksanakan dalam penelitian. Memasuki langkah ini peneliti harus memahami berbagai metode dan teknik penelitian. Metode dan teknik penelitian disusun menjadi rancangan penelitian. Mutu keluaran penelitian ditentukan oleh ketepatan rancangan penelitian serta pemahaman dalam penyusunan teori.
-          Memilih lapangan penelitian. Pemilihan lapangan penelitian diarahkan oleh teori substansif yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis kerja walaupun masih tentatif sifatnya. Dalam menentukan lapangan penelitian kita harus mempelajari dan mendalami fokus serta rumusan lapangan penelitian.
-          Mengurus Perizinan. Yang harus diketahui oleh peneliti sebelum melakukan penelitian adalah siapa saja pihak yang berwenang dalam memberikan izin bagi pelaksanaan penelitian dan juga persyaratan lain yang diperlukan dalam mengurus perizinan.
-          Menjajaki dan Menilai Lapangan. Pada tahapan ini, peneliti baru melakukan orientasi lapangan dan dalam hal-hal tertentu telah menilai keadaan lapangan. Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mengenal segala unsur lingkungan sosial, fisik, dan keadaan alam supaya peneliti dapat mempersiapkan diri serta menyiapkan perlengkapan yang diperlukan.
-          Memilih dan Memanfaatkan Lingkungan. Informan adalah penyelidik dan pemberi informasi dan data. Seorang peneliti perlu memiliki seorang informan yang mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian yang berguna bagi peneliti dalam mencari dan melengkapi informasi dari penelitiannya.
-          Menyiapkan Perlengkapan Penelitian.Sebelum melakukan penelitian, peneliti sejauh mungkin sudah menyiapkan segala alat dan perlengkapan penelitian yang diperlukan sebelum terjun ke dalam kancah penelitian.
-          Persoalan etika Penelitian. Peneliti hendaknya menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan, adat kebiasaan, nilai dan norma sosial serta kebudayaan masyarakat yang menjadi latar penelitiannya.

2)      Tahap Pekerjaan Lapangan. Dalam tahapan ini dibagi menjadi tiga bagian, yaitu memahami latar penelitian dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil mengumpulkan data.
-          Memahami Latar Penelitian dan Persiapan Diri.
-          Pembatasan latar dan peneliti. Peneliti hendaknya mengenal adanya latar terbuka dan tertutup. Selain itu peneliti juga harus tahu bagaimana cara menempatkan diri sebagai peneliti yang dikenal atau tidak.
-          Penampilan. Dalam hal ini, peneliti harus menyesuaikan penampilan dengan latar penelitian, seperti pakaian dan tingkah laku.
-          Pengenalan hubungan peneliti di lapangan. Hubungan akrab antara subjek dan peneliti alangkah baiknya harus dibina. Hal ini akan sangat berguna bagi peneliti dalam menggali informasi karena antara peneliti dan subjek penelitian dapat saling bekerja sama dengan saling bertukar informasi.
-          Jumlah waktu studi. Seorang peneliti hendaknya perlu menentukan pembagian waktu agar waktu yang digunakan di lapangan dapat dimanfaatkan seefisien dan seefektif mungkin.
-          Memasuki Lapangan
-          Keakraban Hubungan. Dalam menjalin keakraban hubungan, sikap peneliti hendaknya pasif, hubungan yang perlu dibina berupa rapport, yaitu hubungan antara peneliti dan subjek yang sudah melebur sehingga seolah tidak ada lagi dinding pemisah di antara keduanya.
-          Mempelajari bahasa. Selain mempelajari bahasa dari latar penelitiannya, peneliti juga harus mempelajari simbol-simbol yang digunakan oleh orang-orang yang menjadi subjek penelitiannya.
-          Peranan peneliti. Peneliti harus dapat berperan aktif di tempat penelitiannya bahkan kadang kala peneliti dipaksa berperan ketika mengahadapi masalah yang terjadi selama proses penelitian.
-          Berperan-serta Sambil Mengumpulkan Data
-          Pengarahan batas studi. Pada waktu menyusun usulan penelitian, peneliti harus dapat mengarahkan batas studi agar dapat memutuskan apakah mengikuti permulaan, sebagian,atau seluruh kegiatan suatu peristiwa sosial.
-          Mencatat data. Proses penelitian, peneliti diwajibkan untuk mencatat data yang kemudian dapat dilengkapi dan disempurnakan bahkan dikembangkan untuk menjadi bahan penelitian.
-          Petunjuk tentang cara mengingat data. Peneliti tidak dapat melakukan pengamatan sambil membuat catatan yang baik sambil melakukan pekerjaan lain. Untuk itu diperlukan trik-trik tersendiri dalam mengingat data.
-          Kejenuhan, keletihan, dan istirahat. Ada masanya peneliti akan merasa jenuh dan letih dalam menjalani proses penelitian tersebut. Maka dari itu, peneliti memerlukan istirahat yang cukup untuk menyegarkan kembali pikirannya.
-          Meneliti suatu latar yang di dalamnya terdapat pertentangan. Dalam menghadapi konflik, hendaknya peneliti bersikap netral, tidak memihak dan menengahi persoalan dan pertikaian yang sedang terjadi.
-          Analisis di lapangan. Seorang peneliti, khususnya peneliti kualitatif mengenal adanya analisis data di lapangan walaupun analisis data secara intensif barulah dilakukan sesudah ia selesai melakukan penelitian di tempat tersebut.

2)      Tahap Penelitian secara Siklikal
Pada tahap ini tidak dibedakan antara proses penelitian, kegiatan pengumpulan datanya terlebih dahulu, namun menyatupadukan kegiatan pengumpulan data dengan analisis data. Jika peneliti mengikuti model seperti ini maka berturut-turut ia melaksanakan pengamatan deskriptif, analisis domein, pengamatan terfokus, analisis taksonomi, pengamatan terpilih, analisi komponen, dan analisi tema.
Dalam bukunya, Melliong menjelaskan analisis data sebagai berikut :
a)      Analisis Data. Analisis data dapat dilaksanakan langsung bersama-sama dengan pengumpulan data. Ada empat tahap analisis data yang diselingi dengan pengumpulan data yaitu:
-          Analisis Domein. Analisis domein dilakukan terhadap data yang diperoleh dari pengamatan berperanserta/ wawancara atau pengamatan deskriptif yang terdapat dalam catatan lapangan.
-          Analisis Taksonomi. Setelah selesai analisis domein, dilakukan pengamatan dan wawancara terfokus berdasarkan fokus yang sebelumnya telah dipilih oleh peneliti untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan sejumlah pertanyaan kontras.
-          Analisis Komponen. Selanjutnya dilakukan wawancara atau pengamatan terpilih untuk memperdalam data yang telah ditemukan melalui pengajuan pertanyaan kontras.
-          Analisis Tema. Analisis tema merupakan seperangkat prosedur untuk memahami secara holistik pemandangan yang sedang diteliti.
-          Interpretasi Data. Intrepetasi data merupakan upaya untuk memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan luas terhadap penelitian yang sedang dilakukan.
4.        Variabel Riset
Variabel adalah apa pun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda. Contoh: unit produksi, absensi, dan motivasi. (Uma Sekaran, 2003: 115)
Menurut Sugiyono, pengertian variabel adalah :“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”. (2009 : 38)
Menurut Zainal Mustafa, tentang operasional variabel adalah :“Pendefinisian variabel secara operasional adalah memberikan gambaran bagaiamana suatu variabel akan diukur, jadi variabel harus mempunyai pengertian yang spesifik dan terukur, dan didasarkan pada tujuan penelitian dan teori-teori yang relevan”. (2009 : 40)
Jenis-jenis variabel adalah sebagai berikut: (Uma Sekaran, 2003)
a)      Variabel terikat (dependent variabel, disebut juga varibel kriteria –criterion variable) merupakan variabel yang menjadi perhatian utama peneliti atau variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Tujuan peneliti adalah memahami dan membuat variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya, atau memprediksinya.
b)      Variabel bebas (independent variable disebut juga variabel prediktor –predictor variable) adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif.
c)      Variabel moderator (moderating variable) adalah variabel yang mempunyai pengaruh ketergantungan (contingent effect) yang kuat dengan hubungan variabel terikat dan variabel bebas.
d)     Variabel antara (intervening variable) adalah varabel yang mengemuka antara waktu variabel bebas mulai bekerja memengaruhi variabel terikat, dan waktu pengaruh variabel bebas terasa pada variabel terikat.

5.        Kerangka Teoritis
Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis beberapa factor yang dianggap penting untuk masalah. Teori tersebut mengalir secara logis dari dokumentasi penelitian sebelumnya dalam masalah. Menggabungkan keyakinan logis seseorang dengan penelitian yang dipublikasikan, mempertimbangkan keterbatasan dan hambatan ssituasi, adalah sangat penting dalam membangun dasar ilmiah untuk meneliti masalah penelitian. Singkatnya, kerangka teoritis membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti. Dari kerangka teoritis bias disusun hipotesis yang dapat diuji untuk mengetahui apakah teori yang dirumuskan valid atau tidak. (Uma Sekaran, 2003:114)
Setelah mempelajari jenis variabel yang berbeda yang dapat berlaku dalam sebuah situasi dan bagaimana hubungan antar variabel tersebut dapat dibangun, sekarang kia akan melihat bagaimana cara membuat model konseptual atau kerangka teoretis untuk penelitian kita.
Kerangka teoretis merupakan fondasi dimana seluruh proyek penelitian didasarkan. Kerangka teoretis adalah jaringan asosiasi yang disusun, dijelaskan, dan dielaborasi secara logis antar variabel yang dinggap relevan pada situasi  masalah dan diidentifikasi melalui proses seperti wawancara, pengamatan dan survei literatur. Pengalaman dan intuisi juga berperan dalam menyusun kerangka teoreti. (Uma Sekaran, 2003)


Komponen kerangka teoretis menurut Uma Sekaran
Kerangka teoretis yang baik mengidentifikasi dan menamakan variabel-variabel penting dalam situasi yang relevan daengan definisi masalah. Kerangka teoretis secara logis menjelaskan sangkut-paut antarvariabel tersebut. Hubungan antara variabel bebas, variabel terikat, dan jika tepat, variabel moderator dan antara diuraikan. Jika terdapat variabel moderator, adalah penting untuk menjelaskan bagaimana dan hubungan spesifik seperti apa yang akan terjadi.
6.        Penyusunan Hipotesis
Definisi hipotesis menurut Uma Sekaran sebagai hubungan yang diperkirakan secara logis diantara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan jaringan asosiasi yang ditetapkan dalam kerangka teoritis yang dirumuskan untuk studi penelitian.
Fungsi hipotesis adalah sebagai berikut: (Nur Indriantoro, 1999)
a)      Hipotesis menjelaskan masalah penelitian dan pemecahannya secara rasional.
b)      Hipotesis menyatakan variabel-variabel penelitian yang perlu diuji secara empiris.
c)      Hipotesis digunakan sebagai pedoman untuk memlih metode-metode pengujian data.
d)     Hipotesis menjadi dasar untuk membuat kesimpulan penelitian.

Pengembangan hipotesis (Nur Indriantoro, 1999)
Hipotesis dikembangkan dari telaah teoretis atau literature. Sumber literatur, seperti yang telah dikemukakan sebelumnya dapat berasal dari literatur yang dipublikasikan (jurnal, buku teks, text-database) atau literatur yang tidak dipublikasikan (skripsi, tesis, disertasi, paper, makalah seminar)
Rumusan Hipotesis (Nur Indriantoro, 1999)
Kriteria
Rumusan hipotesis yang baik setidaknya mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut:
1)      Berupa pernyataan yang mengarah pada tujuan penelitian.
Tujuan penelitian adalah memecahkan masalah atau menjawab pertanyaan penelitian.
2)       Berupa pernyataan yang dirumuskan dengan maksud untuk dapat diuji secara empiris.
Agar dapat diuji, hipotesis harus menyatakan secara jelas variabel-variabel yang diteliti dan dugaan mengenai hubungan antar variabel.
3)      Berupa pernyataan yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang lebih kuat dibandingkan dengan hipotesis rivalnya.
Bebeap teori kemungkinan saling bertentangan antara yang satu dengan yang lain atau teori yang satu lebih kuat daripada teori yang lain.
Format
Rumusan hipotesis dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk rumusan, diantaranya dalam bentuk:
1)      Format pernyataan “Jika-Maka” atau proposisi
Hipotesis penelitian dapat dirumuskan dalam bentuk pernyataan “Jika-Maka” atau proposisi yang menyatakan hubungan antar variabel dan perbedaan antara dua kelompok atau lebih dalam kaitannya dengan variabel-variabel tetentu yang dapat diuji.
2)      Format Hipotsis Nol
Hipotesis nol (null hypotheses) merupakan hipotesis yang menyatakan suatu hubungan antar variabel yang definitif atau eksak sama dengan nol, atau secara umum dinyatakan bahwa tidak ada hubungan atau perbedaan (signifikan) antar variabel yang diteliti.
3)      Format Hipotesis Alternatif
Hipotesis alternatif (alternative hypotheses) merupakan lawan pernyataan dari format hipotesis nol yang menunjukkan adanya hubungan atau perbedaan (signifikan) antar variabel yang diteliti. 



7.        Desain Riset
Desin riset merupakan semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelititan yang ciri-cirinya adalah sbb: (umar, 2001)
a)      Desain dalam merencanakan penelitian
Pemilihan desain biasanya dimulai ketika peneliti sudah merumuskan hipotesisnya. Desain untuk perencanaan penelitian ini bertujuan untuk melaksanakan penelitian sehingga dapat diperoleh suatu logika, baik dalam pengujian hipotesis maupun dalam membuat kesimpulan.

b)      Desain dalam melaksanakan penelitian
Suchman, yang dikutib Natsir (1988), desain dalam pelaksanaan penelitian dibagi atas 4 macam yaitu:
-          Desain sampel
-          Desain instrumen
-          Desain anĂ¡lisis
-          Desain administrasi


















DAFTAR REFERENSI

Inriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 1999. Metodologi penelitian bisnis. BPFE. Yogyakarta
Melliong.2004. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung:  Remaja Posda Karya 
Uma Sekaran.2003. Research Methods for Business : A Skill – Building Approach, John Wiley & Sons, Inc., New York


Tidak ada komentar: