Rabu, 16 Januari 2013

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IMAI (IKATAN MAHASISWA AKUNTANSI INDONESIA)


SEJARAH dan PERKEMBANGAN
IKATAN MAHASISWA AKUNTANSI INDONESIA
(IMAI)


Mengingat semakin kompleksnya kepentingan mahasiswa untuk mengakses hal – hal yang berkaitan dengan dunia akuntansi  dari berbagai pihak yang berkompeten, seperti IAI, perusahaan dan pemerintah, maka seluruh mahasiswa akuntansi Indonesia sepakat untuk melakukan suatu kegiatan saling bertukar informasi atau sharing antar mahasiswa akuntansi se-Indonesia. Kegiatan ini bertujuan agar para mahasiswa akuntansi dapat mengetahui segala perkembangan yang terjadi di Indonesia khususnya di dunia akuntansi, sekaligus sebagai wacana berfikir akan perbedaan informasi yang mereka peroleh dan beragam informasi dari berbagai daerah.
Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) merupakan metamorphosis dari Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) yang awalnya dibangun berdasarkan semangat kebersamaan merupakan suatu wadah yang berbentuk jaringan yang berfungsi sebagai wahana sharing informasi diantara mahasiswa akuntansi Indonesia dan juga sebagai ajang untuk berperan serta dalam mengkomunikasikan pemikiran-pemikiran konstruktif guna terwujudnya transparansi dan akuntabilitas sosial. Namun, pada akhirnya kita sadari bahwa bentuk jaringan ini tidak terlalu efektif untuk memberikan suatu bukti nyata kontribusi dan eksistensi JMAI bagi mahasiswa akuntansi se-Indonesia secara umum, sehingga dalam perjalanannya tercetuslah pemikiran untuk merubah bentuk jaringan menjadi organisasi untuk lebih mengintensifkan lagi wadah mahasiswa akuntansi se-Indonesia ini.
Dari pertemuan nasional di Siliwangi pada tahun 1998 seluruh mahasiswa akuntansi se-Indonesia yang hadir pada saat itu telah mulai merumuskan suatu kegiatan khusus bagi mahasiswa akuntansi se-Indonesia yang hadir pada saat itu sangat sedikit memperoleh informasi mengenai dunia akuntansi. namun, pada pertemuan tersebut belum tercapai kesepakatan akan berbentuk seperti apakah kegiatan tersebut, akan tetapi di sinilah embrio awal terbentuknya JMAI dan hasil dari temu nasional pada saat itu adalah merumuskan membentuk wadah komunikasi bagi mahasiswa akuntansi dan akan dibahas pada pertemuan nasional berikutnya.
Pada pertemuan seminar nasional akuntansi tahun 1999 di Universitas Airlangga Surabaya, para mahasiswa yang hadir disanapun kembali membahas tentang rencana kegiatan yang berhubungan dengan akuntansi dan merupakan kelanjutan dari pembahasan di Siliwangi. Pada pertemuan inimahasiswa berhasil menetapkan gagasan tentang pembentukan Jaringan Komunikasi Mahasiswa Akuntansi Nasional. Namun, pembahasan lebih lanjut di lakukan di Universitas Indonesia.
Pada bulan Maret 2000, di Universitas Indonesia dalam diskusi panel ilmiah kembali diadakan pertemuan dan dialog nasional akuntansi. Disinilah pada awalnya terbentuk kesepakatan tentang kegiatan yang akhirnya dibentuk dengan nama Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) dan mulai merumuskan arah kegiatannya, bentuk komunikasi dan mendata para anggotanya. Mengingat anggota JMAI adalah seluruh perguruan negeri yang ada di Indonesia baik negeri ataupun swasta yang memiliki jurusan akuntansi, maka untuk mempermudah koordinasi masing-masing anggota dibagi menurut daerah terdekat dan disatukan dalam bentuk Simpul.
Pertemuan selanjutnya dilakukan di Universitas Diponogoro pada bulan November 2000, pada pertemuan ini masing-masing simpul telah mulai melakukan progress report tentang hasil penyebaran informasi yang telah dilakukan masing-masing simpul. Pada pertemuan ini para mahasiswa mulai menyusun legalitas hukum JMAI, bentuk dan menentukan cara yang paling efisien dan efektif dalam penyebaran informasi selain pertemuan nasional yang saling berkesinambungan setiap tahunnya minimal satu tahun sekali.
Pada pertemuan di Universitas Gajah Mada, selain melakukan seminar nasional, mahasiswa akuntansi se-Indonesia juga berhasil mencapai kesepakatan untuk mendeklarasikan Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) yang disetujui oleh seluruh mahasiswa se-Indonesia yang diwakili oleh wakil-wakil mereka yang hadir pada saat itu. Maka, tepat pada tanggal 23 April 2001 di Asrama Haji Yogyakarta Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) secara resmi DIDEKLARASIKAN. Dalam sidang Temu Nasional JMAI di Yogyakarta ini, para mahasiswa berhasil merumuskan kegiatan JMAI, Visi, Misi dan Tujuan strategis JMAI kedepannya, alur hubungan masing-masing simpul, keanggotaan, dan alat komunikasi yang dipilih. Adapun hasil dari sidang pleno ini nantinya akan disebarluaskan dan dilaksanakan di masing-masing simpul yang nantinya akan di laporkan pada Temu Nasional JMAI Berikutnya.
Pada pertemuan di Bandung, bertempat di Universitas Padjadjaran pada bulan November 2001, para mahasiswa membahas evaluasi kinerja JMAI. Salah satu hasil dari sidang komisi adalah mahasiswa sepakat membuat beberapa rekomendasi yang bertujuan untuk kepentingan intern dan ekstern yang nantinya diajukan kepada pihak yang berwenang. Di sinilah para delegasi yang hadir juga menyepakati pergantian kawasan Temu Nasional agar pertemuan dapat dilaksanakan di seluruh kepulauan Indonesia, tidak hanya terpusat di Pulau Jawa.
Pertemuan selanjutnya diadakan di  Pulau Sumatra, tepatnya di Universitas Sumatra Utara pada bulan Mei 2002. Pada Temu Nasional ini, delegasi yang hadir menyusun rencana untuk kerjasama dengan pihak yang berwenang, seperti IAI dalam setiap kegiatan JMAI dan begitu pula sebaliknya. Melakukan penyesuaian – penyesuaian kurikulum inti mata kuliah akuntansi sesuai dengan kebutuhan masing – masing perguruan tinggi. Dalam salah satu sidang komisi yang membahas realisasi rekomendasi sidang pleno di Bandung dan menyatakan hal – hal yang masih relevan akan ditindak lanjuti.
Selanjutnya, pertemuan dilakukan di STIEM BONGAYA, Makassar pada tahun 2003. Delegasi yang hadir membahas tindak lanjut dari pertemuan sebelumnya yang masih relevan dan rekomendasi – rekomendasi baik untuk eksternal dan internal JMAI sendiri. Selain itu, pada pertemuan ini Standard Operational Procedur (SOP), yaitu aturan – aturan dan landasan dasar bagi pergerakan JMAI kedepannya.
Universitas Mulawarman, Samarinda menjadi tempat pertemuan selanjutnya pada tahun 2004, pertemuan ini menghasilkan beberapa rekomendasi untuk melakukan berbagai perbaikan dalam tubuh JMAI itu sendiri dan juga mencoba untuk dapat menyosialisasikan JMAI ditingkat Nasional sehingga gaung dan gema JMAI lebih terdengar dan mulai diperhitungkan dalam setiap moment akuntansi.
Tuan rumah pertemuan selanjutnya kembali ke Pulau Sumatra, tepatnya di Universitas Riau tahun 2005. Pada pertemuan kali ini, delegasi yang hadir membahas tentang perkembangan yang terjadi pada perekonomian Indonesia pada umumnya, dan dunia akuntansi pada khususnya. Memperluas pemberian rekomendasi kepada pihak eksternal menjadi IAI, Pemerintah Pusat, Dikti, dan Pemerintah Daerah. Diharapkan dengan adanya perluasan rekomendasi ini, JMAI akan semakin dikenal tidak hanya di kalangan akademis saja, namun juga Pemerintah.
Pada Tahun 2006, Temu Nasional selanjutnya dilakukan di Universitas Bung Hatta, Padang yang dirangkum dalam FIESTA (Forum Ilmiah Ekonomi Studi Akuntansi). Hasil yang dicapai dalam kegiatan ini lebih mengarah kepada perbaikan internal JMAI, memperjelas pengertian Simpul dan memperkuat jaringan dengan melakukan komunikasi yang lebih baik. Hasil temunas ini juga menetapkan Universitas Jendral Soedirman, Jawa Tengah untuk menjadi tuan rumah selanjutnya.
Hasil dari Temu Nasional JMAI di Universitas Jendral Soedirman menindaklanjuti dari hasil dari temu nasional sebelumnya. Hasil dari temunas ini adalah beberapa rekomendasi kepada IAI, Pemerintah Pusat, Dikti, dan Pemerintah Daerah. Selain itu, dibahas pula Standard Operational Procedur (SOP) dan progress report dari perkembangan JMAI yang kurang efektif dalam hal sosialisasi.
Hasil dari Temu Nasional JMAI di Universitas Jendral Soedirman ditindak lanjuti oleh delegasi yang hadir pada Temu Nasional JMAI selanjutnya di Universitas Haluleo, Kendari pada Juni 2008. Pada Temu nasional kali ini terjadi diskusi panjang yang menimbang dari beberapa faktor yang menjadi keterbatasan – keterbatasan JMAI untuk berkembang selama ini. Hasil yang didapat dari temu nasional ini adalah kesepakatan untuk merubah Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) menjadi suatu bentuk organisasi untuk dapat lebih memajukan wadah mahasiswa akuntansi se-Indonesia ini kedepannya.. Selain itu, beberapa rekomendasi dari temu nasional ini adalah menyosialisasikan perubahan bentuk JMAI yang berubah menjadi organisasi ini ke Simpul masing – masing dan mempersiapkan kelengkapan organisasi yang akan di bahas pada temu nasional selanjutnya walaupun saat itu tidak ada delegasi yang hadir bersedia untuk menjadi tuan rumah selanjutnya. Sehingga, disepakati bahwa delegasi yang hadir akan mencari Universitas mana yang bersedia untuk menjadi tuan rumah.
Universitas Diponogoro bersedia menjadi tuan rumah selanjutnya pada Februari 2009. Sesuai hasil dan rekomendasi pada temu nasional sebelumnya di Universitas Haluleo, pembahasan pada temu nasional kali ini adalah kelengkapan organisasi, seperti AD/ART, GBHO dan PPO untuk Organisasi JMAI. Namun, delegasi yang hadir saat itu berselisih paham karena beberapa delegasi beranggapan bahwa sosialisasi perubahan bentuk JMAI dari jaringan menjadi organisasi kurang maksimal, sehingga perlu tambahan waktu dan usaha yang lebih keras lagi untuk menyosialisasikan perubahan ini. Para delegasi yang hadir pun sepakat untuk hanya merumuskan draft kelengkapan organisasi untuk Organisasi JMAI. Selain itu, hasil dari kesepakatan ini adalah membuat tim untuk mengkoordinir sosialisasi perubahan bentuk JMAI menjadi organisasi, dan selanjutnya Simpul Jawa Barat menjadi tuan rumah KONGRES ke-I untuk Organisasi JMAI yang akan menjadi sejarah baru untuk wadah para mahasiswa akuntansi se-Indonesia ini.
Pada November 2009, Simpul Jawa Barat yang dipusatkan di Universitas Maranatha menyelenggarakan Kongres ke-I untuk Organisasi JMAI, yang mana diawali dengan Seminar Nasional dan Kompetisi Debat Nasional Akuntansi. Tepat pada tanggal 18 November 2009, Jaringan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (JMAI) secara resmi berubah nama menjadi Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI). Beberapa kelengkapan Organisasi pun sudah disepakati oleh delegasi yang hadir saat itu. Selain itu, pada KONGRES ke-I IMAI ini terpilihlah 5 Orang Badan Pimpinan Nasional (BPN) dan Dewan Pengawas Nasional (DPN) Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia (IMAI) yang akan mengemban amanah untuk menjalankan roda pemerintahan yang akan bertanggung jawab atas kemajuan IMAI dalam dua tahun kedepan sampai KONGRES ke-II di Makassar. Amanah yang diberikan pada Kongres ke-I ini cukup banyak kepada BPN dan DPN serta Pengurus Nasional, diantaranya adalah melengkapi kelengkapan organisasi yang belum terselesaikan pada Kongres-I sebelum Kongres ke-II di Makassar dan melakukan Musyawarah Kerja Nasional IMAI ke-I secepatnya.
Sesuai Rekomendasi Kongres-I IMAI, maka pada Mei 2010, Musyawarah Kerja Nasional IMAI ke-I dilaksanakan bertempat di Universitas Lancang Kuning, Pekan Baru. Amanah dari Kongres untuk melengkapi kelengkapan organisasi yang belum terselesaikan dapat dijalankan pada moment Musyawarah Kerja Nasional IMAI ke-I ini dengan kesepakatan tentang Pedoman Peraturan Organisasi, Himne, Mars dan Pakaian Dinas Harian. Musyawarah Kerja Nasional IMAI ke-I juga melahirkan 3 (tiga) Program Kerja Nasional IMAI sekaligus tuan rumah penyelenggarannya, yaitu Accounting Intelligent Reborn (AIR) tuan rumah Universitas Lampung, Latihan Kepemimpinan Nasional (LKN) tuan rumah Universitas Pasundan Bandung, dan Full Accounting Share (FAS) tuan rumah Universitas Jendral Soedirman Jawa Tengah.

Tidak ada komentar: