PROPOSAL PENELITIAN
PENGARUH
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KOMPENSASI DAN
KINERJA KARYAWAN PADA PT. SINAR
GALESONG PRATAMA KENDARI
OLEH :
M A R I A N
I
NIM: B1C1 09 126
JURUSAN
AKUNTANSI
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
HALUOLEO
KENDARI
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Dalam dunia ekonomi, semakin ketatnya
persaingan antar perusahaan dari tahun ke tahun menuntut perusahaan harus mampu
bertahan dan berkompetisi dengan perusahaan lain. Salah satu hal yang dapat
ditempuh perusahaan agar mampu bertahan dalam persaingan yang ketat yaitu
dengan meningkatkan kinerja perusahaan. Karena kinerja suatu perusahaan
merupakan efisiensi yang berupa modal, material, peralatan, dan keahlian yang
dapat dioptimalkan untuk mengerjakan produksi barang dan jasa pada perusahaan.
Dalam segala usaha yang dijalankan
setiap perusahaan tertentu mempunyai tujuan tentang yang ingin dicapai secara
efisien yaitu dengan sejumlah biaya operasional tertentu yang bisa menghasilkan
laba yang maksimal untuk melangsungkan hidup dan perkembangan perusahaan tertentu.
Segala usaha dilakukan untuk mencapai tujuan diantaranya dengan menggunakan
sumber daya manusia yaitu tenaga kerja yang handal dan profesional, sehingga
timbul suatu semangat yang maksimal untuk mencapai kinerja yang maksimal juga.
Hal ini perlu dipahami bahwa tenaga manusia akan menentukan sukses atau
gagalnya suatu organisasi atau perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Pada dasarnya tercapainya tujuan perusahaan tidak
hanya tergantung pada peralatan modern, sarana dan prasarana yang lengkap,
tetapi justru lebih tergantung pada manusia yang melaksanakan pekerjaan
tersebut. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja
individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha
untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang menjadi tujuan
perusahaan akan tercapai.
Kualitas manusia sebagai tenaga kerja
merupakan modal dasar dalam masa pembangunan. Tenaga kerja yang berkualitas akan
menghasilkan suatu hasil kerja yang optimal sesuai dengan target kerjanya.
Manusia sebagai tenaga kerja atau karyawan merupakan sumber daya yang penting
bagi perusahaan, karena mereka mempunyai bakat, tenaga dan kreativitas yang
sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya. Sebaliknya Sumber
Daya Manusia juga mempunyai berbagai macam kebutuhan yang ingin dipenuhinya.
Keinginan para karyawan untuk memenuhi kebutuhan inilah yang dapat memotivasi
seseorang untuk melakukan sesuatu termasuk untuk melakukan pekerjaan atau
bekerja.
Kinerja
karyawan bukanlah suatu kebetulan saja,
tetapi banyak faktor yang mempengaruhi diantaranya pengendalian internal
manjemen perusahaan dan pemberian kompensasi. Prestasi kerja akan dapat dicapai
jika didahului dengan perbuatan yaitu melaksanakan tugas yang dibebankan.
Pengendalian manajemen merupakan salah
satu dari beberapa tipe aktivitas perencanaan dan pengendalian yang ada dalam
suatu organisasi. Antohony dan Govindarajan (1995) mendefinsiskan sistem
pengendalian manajemen sebagai sebuah manajer dalam memastikan sumber daya yang
diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan efisien dalam usaha untuk
mencapai tujuan organisasi. Setiap perusahaan memerlukan pengendalian
manajemen, karena sistem tersebut didesain untuk mengatur aktifitas anggota
organisasi melalui para pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan
yang diinginkan perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melaui para pemimpin
atau manajer dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran
serta analisis prestasi dan penghargaan.
Dikaitkan dengan pemberian kompensasi
dalam suatu perusahaan merupakan faktor yang sangat penting. Karena dari
kompensasi ini terkait adanya kegiatan-kegiatan untuk mengadakan tenaga kerja,
memelihara tenaga kerja maupun mempertahankan tenaga kerja bagi kepentingan. Kompensasi
mencakup balas jasa yang sifatnya financial dan dapat mempengaruhi naik
turunnya prestasi kerja karyawan, mempengaruhi keputusan kerja dan motivasi
karyawan. Maka pengendalian kompensasi harus benar-benar adil dan layak. Maksud
pokok pengendalian pemberian atau penyediaan tipe kompensasi pelengkap sering
disebut juga “Fringe Benefit” adalah untuk mempertahankan karyawan
organisasi (perusahaan) dalam jangka panjang. Premis dasar dari setiap program
tunjangan kesejahteraan adalah bahwa karyawan menghargai uang dan ingin bekerja
demi uang tambahan guna memperoleh kesejahteraan hidup. Menurut Gibson et al (1996)
kompensasi merupakan Imbalan yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa
atas pekerjaan yang mereka lakukan.
Tercapainya
pengendalian internal perusahaan dan pemberian kompensasi yang baik tentu saja akan meningkatkan
produktivitas serta kinerja para karyawan. Menurut Suyadi Prawirosentono (1999)
arti kinerja atau performance adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh
seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang
dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi
bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun
etika. Sedangkan menurut Marihot Tua E.H. (2002) kinerja adalah hasil kerja
yang dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai dengan
perannya di organisasi. Kinerja karyawan merupakan suatu hal yang sangat
penting dalam usaha organisasi untuk mencapai tujuannya.
PT. Sinar Galesong Pratama Kendari
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan kendaraan bermotor
merk Suzuki di Sulawesi Tenggara khususnya Kota Kendari. Perusahaan ini berorientasi
pada pemberian pelayanan terbaik dan kinerja yang profesional. Maka dari itu
diperlukan adanya pengendalian manajemen perusahaan agar dapat memaksimalkan
potensi dari masing-masing individu karyawannya.
Adanya tingkat persaingan yang semakin
ketat, menuntut PT.Sinar Galesong Pratama Kendari harus mampu bertahan dan berkompetisi dengan
perusahaan lainnya. Salah satu hal yang dapat ditempuh agar mampu bertahan
dalam persaingan adalah meningkatkan semangat kerja karyawan dengan lebih
memperhatikan kesejahteraannya, yaitu memberikan jaminan sosial, insentif,
keselamatan dan kesehatan kerja serta lingkungan kerja yang memadai. Pemberian
jaminan kesejahteraan kepada karyawan akan memacu produktivitas kerja, secara
keseluruhan akan meningkatkan produktivitas perusahaan.
PT.
Sinar Galesong Pratama Kendari sangat mengharapkan kinerja karyawan yang
optimal untuk meningkatkan produktivitas dan menjaga kelangsungan hidup
perusahaannya. Dengan adanya pengendalian intern manajemen perusahaan
dapat melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaan fungsi dan tugas masing-masing karyawannya, agar tetap fokus dalam pekerjaan sehingga
tercapai kinerja yang diinginkan. Selain itu manajemen perusahaan tidak akan
pernah luput dari hal pemberian balas jasa atau kompensasi yang merupakan salah
satu masalah penting dalam membuahkan hasil atau kinerja yang baik. Dalam hal
untuk meningkatkan kinerja karyawan dibutuhkan pengendalian intern dan
pemberian kompensasi yang memadai sesuai dengan tingkat pekerjaan atau jabatan
masing-masing karyawan. Dengan terbentuknya pengendalian intern yang kuat dan
pemberian kompensasi yang sesuai, maka akan dapat membuahkan hasil atau kinerja
yang baik sekaligus berkualitas dari pekerjaan yang dilaksanakannya.
Berangkat
dari kondisi tersebut, maka dijadikan dasar untuk melaksanakan penelitian
tentang kinerja karyawan dengan judul : “PENGARUH
PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KOMPENSASI DAN KINERJA KARYAWAN PADA PT.SINAR GALESONG PRATAMA KENDARI”.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan, maka pokok permasalahan yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu,
sebagai berikut:
1. Apakah
Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
PT. Sinar Galesong Pratama Kendari?
2. Apakah
Pengendalian Intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan dengan kompensasi sebagai variabel intervening pada PT. Sinar Galesong
Pratama Kendari?
1.3
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
permaslahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam penelitian ini adalah :
1.
Untuk
mengetahui pengaruh pengendalian
intern terhadap kinerja karyawan PT. Sinar Galesong Pratama Kendari.
2.
Untuk
mengetahui pengaruh pengendalian intern terhadap kinerja karyawan dengan kompensasi
sebagai variabel intervening pada PT. Sinar Galesong Pratama Kendari.
1.4
Manfaat
Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi penulis
Penelitian
ini merupakan aplikasi teori yang selama ini diperoleh dalam perkuliahan dan agar
dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan dalam
organisai (perusahaan) .
2. Bagi perusahaan
Penelitian ini diharapkan akan
menghasilkan informasi yang bermanfaat sebagai masukan dan pertimbangan bagi
perusahaan untuk mengetahui arti pentingnya pengendalian intern dan kompensasi sehingga
dapat mendorong kinerja karyawan.
3. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan informasi dan referensi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
terutama dalam teori pengendalian intern, kompensasi, dan kinerja karyawan.
1.5 Ruang
Lingkup
Untuk lebih
terarahnya penelitian ini dan tidak menyimpang dari permasalahan
yang ada, maka penulis hanya membatasi pada lingkup sebagai
berikut:
1.
Pengendalian intern Menurut Agoes (2004:75), terdiri dari indikator-indikator berikut
ini:
a.
Lingkungan Pengendalian
b.
Aktivitas pengendalian
c.
Pemantauan
2.
Pemberian Kompensasi Menurut Anthony (2000) meliputi indikator-indikator berikut
ini:
a.
Gajih/upah
b.
Insentif/Bonus
c.
Tunjangan
d.
Fasilitas
3. Indikator
kinerja karyawan menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) adalah sebagai
berikut :
a.
Mampu meningkatkan target
pekerjaan
b. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu
c. Mampu menciptakan inovasi dalam menyelesaikan pekerjaan.
d. Mampu menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
e. Mampu maminimalkan kesalahan pekerjaan.
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1
Penelitian
Terdahulu
Penelitian
yang ketiga yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Fullchis Nurtjahjani pada tahun 2008 dengan judul “PENGARUH KOMPENSASI
TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI PT.PLN (PERSERO) APJ MALANG”. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja
karayawan. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan adalah
variabel kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian
terdahulu yang relevan dengan penenlitian ini adalah penelitian yang dilakukan
oleh Pilipus Ramandei pada tahun 2009
yang berjudul “PENGARUH KARAKTERISTIK SASARAN ANGGARAN DAN SISTEM PENGENDALIAN
INTERN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL APARAT PEMERINTAH DAERAH (Studi Empiris pada
Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Jayapura). Yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh karakteristik sasaran anggaran dan sistem pengendalian intern terhadap
kinerja manajerial. Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan
yaitu, karakteristik sasaran anggaran tidak bepengaruh terhadap Kinerja
Manajerial. Sedangkan sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan
terhadap kinerja manajerial aparat pemerintah daerah Kota Jayapura.
Penelitian
terdahulu yang kedua yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Anoki Herdianto Dito pada tahun 2010, yang berjudul “PENGARUH
KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. SLAMET LANGGENG PURBALINGGA DENGAN
MOTIVASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING”. Yang bertujuan
untuk mengetahui pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan dan motivasi.
Adapun kesimpulan dari hasil penelitian yang dikemukakan yaitu, kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja, sehingga adanya peningkatan pemberian kompensasi
akan meningkatkan kinerja karyawan. Kompensasi juga berpengaruh tidak langsung
terhadap kinerja melalui motivasi kerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa
motivasi kerja menjadi variabel yang memediasi antara kompensasi terhadap
kinerja karyawan.
Tabel 2.1
MAPPING PENELITIAN TERDAHULU
No.
|
Nama (Tahun)
|
Judul Penelitian
|
Metode Analisis
|
Hasil Penelitian
|
1
|
Fullchis Nurtjahjani
(2008)
|
Pengaruh
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan Di Pt.Pln (Persero) Apj Malang.
|
Analisis
Regresi Sederhana
|
variabel
kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel kinerja
karyawan.
|
2
|
Pilipus Ramandei (2009)
|
Pengaruh
Karakteristik Sasaran Anggaran Dan Sistem Pengendalian Intern Terhadap
Kinerja Manajerial Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris Pada Satuan Kerja
Perangkat Daerah Kota Jayapura).
|
Analisis
Regresi linear Berganda
|
Karakteristik
sasaran anggaran tidak bepengaruh terhadap Kinerja Manajerial. Sedangkan
sistem pengendalian intern berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial
aparat pemerintah daerah Kota Jayapura.
|
3
|
Anoki Herdianto
Dito
(2010)
|
Pengaruh
kompensasi terhadap kinerja karyawanPT. Slamet Langgeng Purbalingga dengan
motivasi sebagai variabel intervening.
|
Analisis
Regresi linear Berganda dengan menggunakan Metode Analisis Jalur atau Path
Analysis.
|
Kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja,
Kompensasi juga berpengaruh tidak langsung terhadap kinerja
melalui motivasi kerja, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
menjadi variabel yang memediasi antara kompensasi terhadap kinerja karyawan.
|
2.2
Landasan Teori
2.2.1
Pengertian Pengendalian Intern
Pengendalian intern ialah suatu proses
yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha
lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan undang-undang,
dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi. Al Haryono Jusup
(2001:252).
Menurut
Mulyadi (2001:163), “sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi,
metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan
organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong
efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajamen.
Pengertian sistem pengendalian intern
menurut AICPA ( American Institute of Certified Public Accountants ) yang
dikutip oleh Bambang Hartadi menyebutkan, sistem pengendalian intern meliputi
struktur organisasi, semua metode dan ketentuan-ketentuan yang terkoordinasi
yang dianut dalam perusahaan untuk melindungi harta kekayaan, memeriksa
ketelitian, dan seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya meningkatkan
efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan perusahaan yang telah diterapkan.
Bambang Hartadi (1987 : 121).
Sedangkan IAI
(2001: 319.2) mendefinisikan Pengendalian intern sebagai suatu proses yang
dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang
didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan
tujuan berikut ini: (a) Keandalan laporan keuangan, (b) Efektivitas dan
efisiensi operasi, dan (c) Kepatuhan terhadap hukum yang berlaku.
Berdasarkan definisi yang telah
dikemukakan di atas, dapat dipahami bahwa pengendalian intern adalah suatu
sistem yang terdiri dari berbagai unsur dan tidak terbatas pada metode
pengendalian yang dianut oleh bagian akuntansi dan keuangan, tetapi meliputi
pengendalian anggaran, biaya standar, program pelatihan pegawai dan staf
pemeriksa intern.
2.2.1.1
Tujuan Pengendalian Intern
Alasan perusahaan untuk menerapkan
sistem pengendalian intern adalah untuk membantu pimpinan agar perusahaan dapat
mencapain tujuan dengan efisien. Tujuan pengendalian intern adalah untuk memberikan
keyakinan memadai dalam pencapaian tiga golongan tujuan: keandalan informasi
keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, efektifitas dan
efisiensi operasi. Mulyadi dan Kanaka Puradiredja (1998:172).
Menurut Mulyadi (2001:178) tujuan
pengendalian intern akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Menjaga kekayaan perusahaan:
1) Penggunaan kekayaan perusahaan hanya
melalui sistem otorisasi yang telah diterapkan.
2) Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan
yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi:
1) Pelaksanaan transaksi melalui sistem
otorisasi yang telah ditetapkan.
2) Pencatatan transaksi yang telah terjadi
dalam catatan akuntansi
Tujuan tersebut dirinci lebih lanjut
sebagai berikut:
a. Penggunaan kekayaan perusahaan hanya melalui
sistem otorisasi yang telah ditetapkan:
1) Pembatasan akses langsung terhadap
karyawan
2) Pembatasan akses tidak langsung terhadap
karyawan
b. Pertanggungjawaban kekayaan perusahaan
yang dicatat dibandingkan dengan kekayaan yang sesungguhnya ada:
1) Pembandingan secara periodik antara
catatan akuntansi dengan kekayaan yang sesungguhnya ada.
2) Rekonsiliasi antara catatan akuntansi
yang diselenggarakan.
c. Pelaksanaan transaksi melalui sistem
otorisasi yang telah ditetapkan:
1) Pemberian otorisasi oleh pejabat yang
berwenang.
2) Pelaksanaan transaksi sesuai dengan
otorisasi yang diberikan oleh pejabat yang berwenang.
d. Pencatatan transaksi yang terjadi dalam
catatan akuntansi:
1) Pencatatan semua transaksi yang terjadi.
2) Transaksi yang dicatat adalah
benar-benar terjadi.
3) Transaksi dicatat dalam jumlah yang
benar.
4) Transaksi dicatat dalam periode
akuntansi yang seharusnya.
5) Transaksi dicatat dengan penggolongan
yang seharusnya.
6) Transaksi dicatat dan diringkas dengan
teliti.
2.2.1.2
Unsur-unsur Pengendalian Intern
Menurut Mulyadi (1998 :166) untuk
menciptakan sistem pengendalian intern
yang
baik dalam perusahaan maka ada empat unsur pokok yang harus dipenuhi antara
lain:
a. Struktur organisasi yang memisahkan
tanggungjawab fungsional secara tegas.
b. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan
dan biaya.
c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan
tugas dan fungsi setiap unit organisasi.
d. Karyawan yang mutunya sesuai dengan
tanggungjawabnya.
Sistem pengendalian intern yang memadai
bagi perusahaan mempunyai persyaratan yang berbeda-beda, tergantung dari sifat
serta keadaan masing-masing perusahaan. Dalam artian tidak ada sistem pengendalian
intern yang bersifat universal yang dapat dipakai oleh seluruh perusahaan.
Menurut Agoes (2004:75), pengendalian
intern terdiri dari beberapa indikator yang saling terkait berikut ini:
a.
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu
organisasi, memengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur.
b.
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
c.
Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
2.2.1.3 Prinsip-prinsip Sistem Pengendalian
Intern
Untuk dapat mencapai tujuan pengendalian
akuntansi, suatu sistem harus memenuhi enam prinsip dasar pengendalian intern
yang meliputi. Bambang Hartadi(1987: 130):
a. Pemisahan fungsi
Tujuan utama pemisahan fungsi untuk
menghindari dan pengawasan segera atas kesalahan atau ketidakberesan. Adanya pemisahan
fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi pelaksanaan tugas.
b. Prosedur pemberian wewenang
Tujuan prinsip ini adalah untuk menjamin
bahwa transaksi telah diotorisir oleh orang yang berwenang.
c. Prosedur dokumentasi
Dokumentasi yang layak penting untuk
menciptakan sistem pengendalian akuntansi yang efektif. Dokumentasi memberi
dasar penetapan tanggungjawab untuk pelaksanaan dan pencatatan akuntansi.
d. Prosedur dan catatan akuntansi
Tujuan pengendalian ini adalah agar
dapat disiapkannya catatancatatan akuntansi yang yang teliti secara cepat dan
data akuntansi dapat dilaporkan kepada pihak yang menggunakan secara tepat waktu.
e. Pengawasan fisik
Berhubungan dengan penggunaan alat-alat
mekanis dan elektronis dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.
f. Pemeriksaan intern secara bebas
Menyangkut pembandingan antara catatan
asset dengan asset yang betul-betul ada, menyelenggarakan rekening-rekening kontrol
dan mengadakan perhitungan kembali gaji karyawan. Ini bertujuan untuk
mengadakan pengawasan kebenaran data.
2.2.2
Pengertian Kompensasi
Menurut
Cahyani (2009:77), “kompensasi sesungguhnya merupakan pengertian luas dari
pengupahan”. Kompensasi mencakup pula tunjangan –baik tunjangan berbentuk uang
maupun non uang—selain gaji atau upah yang diterima setiap bulan.
Menurut Singodimedjo dalam tulisan Edy
Sutrisno (2009), kompensasi adalah semua balas jasa yang diterima seorang
karyawan dari perusahaannya sebagai akibat dari jasa atau tenaga yang telah
diberikannya pada perusahaan tersebut. Kompensasi menurut Tohardi dalam tulisan
Edy Sutrisno (2009), bahwa kompensasi dihitung berdasarkan evaluasi pekerjaan,
perhitungan kompensasi berdasarkan evaluasi pekerjaan tersebut dimaksudkan
untuk mendapatkan pemberian kompensasi yang mendekati kelayakan (worth)
dan keadilan (equity).
Pada
dasarnya manusia bekerja juga ingin memeroleh uang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Untuk itulah seorang karyawan mulai menghargai kerja keras dan
semakin menunjukkan loyalitas terhadap perusahaan dan karena itulah perusahaan
memberikan penghargaan terhadap prestasi kerja karyawan yaitu dengan jalan
memberikan kompensasi. Salah satu cara manajemen untuk meningkatkan prestasi
kerja, memotivasi dan meningkatkan kinerja para karyawan adalah melalui
kompensasi (Mathis dan Jackson, 2000).
Kompensasi
acapkali juga disebut penghargaan dan dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk
penghargaan yang diberikan kepada karyawan sebagai balas jasa atas kontribusi
yang mereka berikan kepada organisasi (Mutiara S. Panggabean, 2002). Selain itu
dalam buku Malayu S.P. Hasibuan (2002) terdapat beberapa pengertian kompensasi
dari beberapa tokoh yaitu :
1. Menurut
William B. Werther dan Keith Davis kompensasi adalah apa yang seorang pekerja
terima sebagai balasan dari pekerjaan yang diberikannya. Baik upah per jam
ataupun gaji periodic didesain dan dikelola oleh bagian personalia.
2. Menurut
Andrew F. Sikula kompensasi adalah segala sesuatu yang dikonstitusikan atau
dianggap segai suatu balas jasa atau ekuivalen.
Pengertian
kompensasi juga terdapat pada berbagai literatur yang dikemukakan oleh Gibson
(1996) bahwa kompensasi merupakan Imbalan yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa
atas pekerjaan yang mereka lakukan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
sistem kompensasi yang baik adalah sistem yang diperlukan organisasi untuk
meyakinkan karyawan bahwa mereka akan mendapatkan apa yang mereka butuhkan
secara layak sehingga mereka dengan sadar melakukan tindakan yang diinginkan
oleh organisasi.
2.2.2.1
Jenis-Jenis Kompensasi
Menurut Panggabean dalam tulisan Edy
Sutrisno (2009), kompensasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :
1. Kompensasi Langsung adalah kompensasi
yang langsung dirasakan olah penerimanya, yakni berupa gaji, tunjangan,
insentif merupakan hak karyawan dan kewajiban perusahaan untuk membayarnya.
a) Gaji adalah balas jasa yang dibayar
secara periodik kepada karyawan tetap serta mempunyai jaminan yang pasti.
b) Tunjangan adalah kompensasi yang diberikan
perusahaan kepada para karyawannya, karena karyawannya tersebut dianggap telah
ikut berpartisipasi dengan baik dalam mencapai tujuan perusahaan.
c) Insentif adalah kompensasi yang
diberikan kepada karyawan tertentu, karena keberhasilan prestasinya di atas
standar.
2. Kompensasi Tidak Langsung adalah
kompensasi yang tidak dapat dirasakan secara langsung oleh karyawan, yakni benefit
dan services (tunjangan pelayanan). Benefit dan services adalah
kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang diberikan
berdasarkan kebijaksanaan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha
meningkatkan kesejahteraan mereka. Seperti tunjangan hari raya, uang pensiun,
pakaian dinas, olah raga dan darma wisata (family gathering).
Menurut
Gary Dessler (dikutip oleh Lies Indriyatni, 2009) kompensasi mempunyai tiga
komponen sebagai berikut :
1. Pembayaran
uang secara langsung (direct financial payment) dalam bentuk gaji, dan intensif
atau bonus/komisi.
2. Pembayaran
tidak langsung (indirect payment) dalam bentuk tunjangan dan asuransi.
3. Ganjaran
non finansial (non financial rewards) seperti jam kerja yang luwes dan kantor
yang bergengsi.
2.2.2.2
Tujuan Kompensasi
Tujuan pemberian kompensasi kepada
karyawan antara lain : menjamin sumber nafkah karyawan beserta keluarganya,
meningkatkan prestasi kerja, meningkatkan harga diri para karyawan, mempererat
hubungan kerja antar karyawan, mencegah karyawan meninggalkan perusahaan,
meningkatkan disiplin kerja, efisiensi tenaga karyawan yang potensial,
perusahaan dapat bersaing dengan tenaga kerja di pasar, mempermudah perusahaan
mencapai tujuan, melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
perusahaan dapat memberikan teknologi baru.
Menurut
Malayu S.P. Hasibuan (2002), tujuan pemberian kompensasi (balas jasa) antara
lain adalah:
1. Ikatan
Kerja Sama
Dengan pemberian kompensasi terjalinlah
ikatan kerja sama formal antara majikan dengan karyawan. Karyawan harus
mengerjakan tugas-tugasnya dengan baik, sedangkan pengusaha/majikan wajib
membayar kompensasi sesuai dengan perjanjian yang disepakati.
2. Kepuasan
Kerja
Dengan balas jasa, karyawan akan dapat
memenuhi kebutuhan-kebutuhan fisik, status sosial, dan egoistiknya sehingga
memperoleh kepuasan kerja dari jabatannya.
3. Pengadaan
Efektif
Jika
program kompensasi ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang
qualified
untuk
perusahaan akan lebih mudah.
4. Motivasi
Jika balas jasa yang diberikan cukup
besar, manajer akan mudah memotivasi bawahannya.
5. Stabilitas
Karyawan
Dengan program kompensasi atas prinsip
adil dan layak serta eksternal konsistensi yang kompentatif maka stabilitas
karyawan lebih terjamin karena turn-over relatif kecil.
6. Disiplin
Dengan pemberian balas jasa yang cukup
besar maka disiplin karyawan semakin baik. Mereka akan menyadari serta mentaati
peraturan-peraturan yang berlaku.
7. Pengaruh
Serikat Buruh
Dengan program kompensasi yang baik
pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan dan karyawan akan berkonsentrasi pada
pekerjaannya.
8. Pengaruh
Pemerintah
Jika program kompensasi sesuai dengan
undang-undang perburuhan yang berlaku (seperti batas upah minimum) maka
intervensi pemerintah dapat dihindarkan.
Sedangkan menurut Mathis and Jackson (2006:419), program kompensasi
yang efektif dalam sebuah organisasi memiliki empat tujuan:
1.
Kepatuhan
pada hukum dan peraturan yang berlaku
2.
Efektifitas
biaya bagi organisasi
3.
Keadilan
internal, eksternal, dan individual bagi para karyawan
4.
Peningkatan kinerja bagi organisasi
2.2.2.3
Sistem Kompensasi
Sistem
pembayaran kompensasi yang umum diterapkan adalah:
1. Sistem
Waktu
Dalam sistem waktu, besarnya kompensasi (gaji,
upah) ditetapkan berdasarkan standar waktu seperti jam, minggu, atau bulan.
2. Sistem
Hasil (Output)
Dalam sistem hasil, besarnya
kompensasi/upah ditetapkan atas kesatuan unit yang dihasilkan pekerja, seperti
per potong, meter, liter, dan kilogram.
3. Sistem
Borongan
Sistem borongan adalah suatu cara
pengupahan yang penetapan besarnya jasa didasarkan atas volume pekerjaan dan
lama mengerjakannya.
2.2.3
Kinerja Karyawan
Hani
Handoko (2002) mengistilahkan kinerja (performance) dengan prestasi kerja
yaitu proses melalui mana organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja
karyawan. Berikut ini adalah beberapa pengertian kinerja oleh beberapa pakar
yang dikutip oleh Bambang Guritno dan Waridin (2005) yaitu:
a. Menurut
Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat universal yang merupakan
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian
karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya,
karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja
sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka
lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah
ditetap kan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
b. Menurut
Gomes (2000) kinerja merupakan catatan terhadap hasil produksi dari sebuah
pekerjaan tertentu atau aktivitas tertentu dalam periode waktu tertentu.
c. Dessler
(1997) menyatakan bahwa penilaian kinerja adalah memberikan umpan balik kepada
karyawan dengan tujuan memotivasi orang tersebut untuk menghilangkan
kemerosotan kinerja atau berkinerja lebih tinggi lagi. Menurut Dessler,
penilaian kerja terdiri dari tiga langkah, pertama mendifinisikan pekerjaan
berarti memastikan bahwa atasan dan bawahan sepakat dengan tugas-tugasnya dan
standar jabatan. Kedua, menilai kinerja berarti membandingkan kinerja aktual
atasan dengan standar-standar yang telah itetapkan, dan ini mencakup beberapa
jenis tingkat penilaian. Ketiga, sesi umpan balik berarti kinerja dan kemajuan
atasan dibahas dan rencana-rencana dibuat untuk perkembangan apa saja yang
dituntut.
d. Rivai
dan basri (2005) menyebutkan bahwa kinerja adalah kesediaan seseorang atau
kelompok orang untuk melakukan sesuatu kegiatan dan menyempurnakannya sesuai
dengan tanggung jawab dengan hasil seperti yang diharapkan.
Marihot
Tua Efendi (2002) berpendapat bahwa kinerja merupakan hasil kerja yang
dihasilkan oleh pegawai atau perilaku nyata yang ditampilkan sesuai peranannya
dalam organisasi. Kinerja juga berarti hasil yang dicapai seseorang baik
kualitas maupun kuantitas sesuai dengan tanggungjawab yang diberian kepadanya.
Selain itu kinerja seseorang dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, inisiatif,
pengalaman kerja, dan motivasi karyawan. Hasil kerja seseorang akan memberikan
umpan balik bagi orang itu sendiri untuk selalu aktif melakukan pekerjaannya
secara baik dan diharapkan akan menghasilkan mutu pekerjaan yang baik pula.
Pendidikan mempengaruhi kinerja seseorang karena dapat memberikan wawasan yang
lebih luas untuk berinisiatif dan berinovasi dan selanjutnya berpengaruh
terhadap kinerjanya.
Sopiah
(2008) menyatakan lingkungan juga bisa mempengaruhi kinerja seseorang. Situasi
lingkungan yang kondusif, misalnya dukungan dari atasan, teman kerja, sarana
dan prasarana yang memadai akan menciptaka kenyamanan tersendiri dan akan
memacu kinerja yang baik. Sebaliknya, suasana kerja yang tidak nyaman karena
sarana dan prasarana yang tidak memadai, tidak adanya dukungan dari atasan, dan
banyak terjadi konflik akan memberi dampak negatif yang mengakibatkan kemerosotan
pada kinerja seseorang.
Sedangkan
kinerja karyawan menurut Henry Simamora (2004) adalah tingkat hasil kerja
karyawan dalam pencapaian persyaratan pekerjaan yang diberikan. Deskripsi dari
kinerja menyangkut tiga komponen penting yaitu:
a. Tujuan
Tujuan ini akan memberikan arah dan
mempengaruhi bagaimana seharusnya perilaku kerja yang diharapkan organisasi
terhadap setiap personel.
b. Ukuran
Ukuran dibutuhkan untuk mengetahui
apakah seorang personel telah mencapai kinerja yang diharapkan, untuk itu
kuantitatif dan kualitatif standar kinerja untuk setiap tugas dan jabatan
personal memegang peranan penting.
c. Penilaian
Penilaian kinerja reguler yang dikaitkan
dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini akan
membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan dan berperilaku
kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai.
Menurut
Rita Swietenia (2009) manfaat kinerja pegawai antara lain adalah untuk
menganalisa dan mendorong efisiensi produksi, untuk menentukan target atau
sasaran yang nyata, lalu untuk pertukaran informasi antara tenaga kerja dan manajemen
yang berhubungan terhadap masalah-masalah yang berkaitan.
2.2.3.1 Penilaian
Kinerja
Penilaian
kinerja (performance appraisal) memainkan peranan yang sangat penting
dalam peningkatan motivasi di tempat kerja. Karyawan menginginkan dan memerlukan
balikan berkenan dengan prestasi mereka dan penilaian menyediakan kesempatan
untuk memberikan balikan kepada mereka. Jika kinerja tidak sesuai dengan
standar, maka penilaian memberikan kesempatan untuk meninjau emajuan karyawan
dan untuk menyusun rencana peningkatan kinerja. Penilaian kinerja merupakan
upaya membandingkan prestasi aktual karyawan dengan prestasi kerja dengan yang
diharapkan darinya (Dessler 2000) Dalam penilaian kinerja karyawan tidak hanya
menilai hasil fisik, tetapi pelaksanaan pekerjaan secara keseluruhan yang
menyangkut berbagai bidang seperti kemampuan kerja, kerajinan, kedisiplinan,
hubungan kerja atau hal-hal khusus sesuai dengan bidang dan level pekerjaan
yang dijabatnya.
Menurt
Dessler (2000) ada lima faktor dalam penilaian kinerja yang populer, yaitu:
a. Prestasi
pekerjaan, meliputi: akurasi, ketelitian, keterampilan, dan penerimaan keluaran.
b. Kuantitas
pekerjaan, meliputi: volume keluaran dan kontribusi.
c. Kepemimpinan
yang diperlukan, meliputi: membutuhkan saran, arahan atau perbaikan
d. Kedisiplinan,
meliputi: kehadiran, sanksi, warkat, regulasi, dapat dipercaya/ diandalkan dan
ketepatan waktu
e. Komunikasi,
meliputi: hubungan antar karyawan maupun dengan pimpinan, media komunikasi.
Menurut
Hani Handoko (2002) pengukuran kinerja adalah usaha untuk merencanakan dan
mengontrol proses pengelolaan pekerjaan sehingga dapat dilaksanakan sesuai
tujuan yang telah ditetapkan, penilaian prestasi kerja juga merupakan proses
mengevaluasi dan menilai prestasi kerja karyawan diwaktu yang lalu atau untuk
memprediksi prestasi kerja di waktu yang akan datang dalam suatu organisasi.
Kinerja
karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja karyawan selama periode tertentu.
Pemikiran tersebut dibandingkan dengan target/ sasaran yang telah disepakati
bersama. Tentunya dalam penilaian tetap mempertimbangkan berbagai keadaan dan
perkembangan yang mempengaruhi kinerja tersebut.
Hani
Handoko (2000) menyebutkan bahwa penilaian kinerja terdiri dari 3 kriteria,
yaitu :
a. Penilaian
berdasarkan hasil yaitu penilaian yang didasarkan adanya target-target dan
ukurannya spesifik serta dapat diukur.
b. Penilaian
berdasarkan perilaku yaitu penilaian perilaku-perilaku yang berkaitan dengan
pekerjaan.
c. Penilaian
berdasarkan judgement yaitu penilaian yang berdasarkan kualitas pekerjaan,
kuantitas pekerjaan, koordinasi, pengetahuan pekerjaan dan ketrampilan,
kreativitas, semangat kerja, kepribadian, keramahan, intregitas pribadi serta
kesadaran dan dapat dipercaya dalam menyelesaikan tugas.
Indikator kinerja karyawan menurut
Bambang Guritno dan Waridin (2005) adalah sebagai berikut :
a. Mampu meningkatkan Taget pekerjaan.
b. Mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu.
c. Mampu menciptakan Inovasi dalam menyelesaikan
pekerjaan.
d. Mampu menciptakan kreativitas dalam
menyelesaikan pekerjaan.
e. Mampu meminimalkan kesalahan pekerjaan.
2.3
Hubungan Antar Variabel
2.3.1 Hubungan Variabel Pengendalian Intern
Terhadap Kinerja Karyawan
Pengendalian merupakan sebuah manajer
dalam memastikan sumber daya yang diperoleh dan dipergunakan secara efektif dan
efisien dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi, Anthony dan Govindarajan
(1995). Setiap perusahaan memerlukan pengendalian manajemen, karena sistem
tersebut didesain untuk mengatur aktifitas anggota organisasi melalui para
pemimpin (manajer) organisasi agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan
perusahaan. Proses pengendalian dilakukan melaui para pemimpin atau manajer
dengan penentuan tujuan dan strategi, pelaksanaan dan pengukuran serta analisis
prestasi dan penghargaan.
Disisi
lain Pilipus Ramandei (2009) memaparkan pemahaman sistem pengendalian intern
pada suatu organisasi perlu ditingkatkan agar sistem pengendalian intern
organisasi perusaahaan dapat terlaksana secara efektif dan efisien dalam
mencapai tingkat kinerja karyawan yang diinginkan untuk kelangsungan hidup
perusahaan. Dengan demikian, dapat dikemukakan
hipotesis sebagai berikut:
H1: Pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2.3.2
Hubungan
Variabel Pengendalian intern Terhadap Kinerja Karyawan Yang Dimediasi Oleh
Variabel Kesesuaian Kompensasi
Salah satu cara manajemen untuk
meningkatkan prestasi kerja, memotivasi dan meningkatkan kepuasan kerja para
karyawan adalah melalui kompensasi (Mathis dan Jackson, 2000). Secara sederhana
kompensasi merupakan sesuatu yang diterima karyawan untuk balas jasa kerja
mereka.
Simamora
(2004) mengatakan bahwa kompensasi dalam bentuk financial adalah penting bagi
karyawan, sebab dengan kompensasi ini mereka dapat memenuhi kebutuhannya secara
langsung, terutama kebutuhan fisiologisnya.Namun demikian, tentunya karyawan juga berharap agar kompensasi yang diterimanya
sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikan dalam bentuk non finansial juga
sangat penting bagi karyawan terutama untuk pengembangan karir mereka.
Jika
dikaitkan dengan pengendalian intern terhadap pemberian kompensasi maka
pengendalian intern suatu organisasi perusahaan akan lebih baik dalam
memberikan kontribusi terhadap kinerja karyawan. Karena seperti yang
dikemukakan sebelumnya bahwa kinerja karyawan akan berjalan sesuai dengan balas
jasa yang akan diterimanya. Dengan demikian, dapat
dikemukakan hipotesis sebagai berikut:
H2: Pengendalian intern berpengaruh positif dan
signifikan kinerja Karyawan yang di mediasi oleh pemberian kompensasi.
2.4
Kerangka
Pemikiran Teoritis
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Teoritis
Pengendalian
Intern:
1.
Lingkungan
pengendalian
2.
Aktivitas
pengendalian
3. Pemantauan
|
Kompensasi:
1.
Gaji/upah
2.
Insentif/Bonus
3.
Tunjangan
4.
fasilitas
|
Kinerja
Karyawan:
1.
Target
Pekerjaan
2.
Tepat waktu
3.
Inovasi
4.
Kreativitas
5.
Meminimalkan
kesalahan pekerjaan
|
Sumber : Anoki Herdianto Dito (2010).
2.5
Hipotesis
Pengetian
hipotesis menurut Sugiyono (2002) adalah jawaban sementara terhadap rumusan
penelitian di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat pernyataan. Hipotesis merupakan dugaan sementara yang mungkin benar dan
mungkin salah, sedangkan penolakan atau penerimaan suatu hipotesis tersebut
tergantung dari hasil penellitian terhadap faktor-faktor yang dikumpulkan,
kemudian diambil suatu kesimpulan.
Berdasarkan pembahasan pada landasan
teori dan penelitian terdahulu, maka dapat dikemukakan hipotesis dalam
penelitian ini sebagai berikut:
H1 = Pengendalian Intern berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Di dukung oleh Pilipus Ramandei
(2009)
H2 = Pengendalian Intern berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan dengan Kompensasi sebagai variabel
intervening.
Didukung oleh Fullchis Nurtjahjani
(2008) dan Anoki Herdianto Dito (2010).
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu kegiatan
yang menggunakan metode yang sistematis untuk memperoleh data yang meliputi
pengumpulan data, pengolahan data, dan analisis data.
3.1
Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian yaitu
PT.Sinar Galesong Pratama Kendari yang beralamat di Jalan Dr.Sam Ratulangi
No.187-189 Mandonga, Kendari.
3.2
Populasi
dan Sampel Penelitian
3.2.1
Populasi penelitian
Populasi
adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang
yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang
peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Adapaun populasi pada
penelitian ini yaitu seluruh karyawan PT.Sinar Galesong Pratama Kendari yang
berjumlah 87 orang.
3.2.2
Sampel
Penelitian
Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut ( Sugiyono, 2002 ). Karena jumlah populasi
kurang dari 100 responden, maka metode pemilihan sampel yang digunakan adalah
metode sensus, yaitu penyebaran kuesioner dilakukan pada semua populasi, yaitu
berjumlah 87 kuesioner.
3.3
Jenis dan
Sumber Data
3.3.1
Jenis Data
Jenis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data
kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam bentuk informasi
yang bukan dalam bentuk angka-angka. Data kualitatif ini seperti sejarah
berdirinya perusahaan dan struktur
organisasi.
3.3.2
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung
dari sumber aslinya. Data primer secara khusus dikumpulkan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Data primer biasanya diperoleh dari survei lapangan yang
menggunakan semua metode pengumpulan data ordinal (Sugiyono, 2002). Dalam
penelitian ini digunakan kuisioner (angket).
3.4
Metode Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner.
Kuesioner (angket) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
dijawab. Kuesioner (angket) merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila
peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden.
Skala
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Menurut Imam Ghozali (
2005 ), skala Likert adalah skala yang berisi 5 tingkat preferensi jawaban
dengan pilihan sebagai berikut :
1 = Sangat tidak setuju 4 = Setuju
2 = Tidak setuju 5 = Sangat setuju
3 = Kurang Setuju
3.5
Metode Analisis
Dalam suatu penelitian, jenis data dan
hipotesis sangat menentukan dalam ketepatan pemilihan metode analisis. Untuk
menguji hipotesis dalam penelitian ini maka digunakan beberapa metode analisis
data sebagai berikut :
3.5.1
Uji Instrumen
3.5.1.1
Uji Validitas
Uji
validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2005). Untuk mengukur
validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan
dengan total skor konstruk atau variabel. Sedangkan untuk mengetahui skor
masing – masing item pertanyaan valid atau tidak, maka ditetapkan kriteria
statistik sebagai berikut :
1. Jika
r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.
2. Jika
r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.
3. Jika
r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap ditolak dan H1
diterima.
3.5.1.2
Uji Reliabilitas
Uji
reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner yang mempunyai
indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuisioner dinyatakan reliabel atau
handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu (Ghozali, 2005). Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu :
1. Repeted
measure atau
pengukuran yaitu seseorang aka disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang
berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2. One
shot atau
pengukuran sekali saja dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
yang lain atau mengukur korelasi antara jawaban dengan pertanyaan.
Uji
reliabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS, yang akan
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach
Alpha ( α ). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbanch Alpha >
0,60 ( Ghozali,2005 ).
3.5.2
Uji
Model
3.5.2.1 Uji R2 (Koefisien Determinasi)
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui
tingkat ketepatan yang terbaik dalam analisis regresi dalam hal ini ditunjukkan
oleh besarnya koefisien determinasi. Koefisien determinasi (R2)
digunakan untuk mengetahui prosentase pengaruh variabel independen terhadap
variabel dependen. Dari sini akan diketahui seberapa besar variabel independen
akan mampu menjelaskan variabel dependennya, sedangkan sisanya dijelaskan oleh
sebab-sebab lain di luar model.
Nilai koefisien R2 mempunyai
interval nol sampai satu (0 ≤ R2 ≤1). Semakin besar R2
(mendekati 1), semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan semakin
mendekati 0, maka variabel independen secara keseluruhan tidak dapat
menjelaskan variabel dependen. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen
(Imam Gozali, 2005).
3.5.2.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji F-test)
Uji
F digunakan pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau
bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2005).
Langkah-langkah
pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Derajat
kepercayaan = 5 %
2. Derajat
kebebasan f tabel ( α, k, n-k-1 )
α
= 0,05
k
= jumlah variabel bebas
n
= jumlah sampel
3. Menentukan
kriteria pengujian
H0
ditolak apabila f hitung > f tabel
HA
ditolak apabila f hitung < f tabel
4. Menentukan
f dengan rumus:
f
=
Dimana :
R2 =
koefisien determinan berganda
N =
jumlah sampel
K =
jumlah variabel bebas
Kesimpulan :
Apabila f hitung < f tabel maka H0
diterima dan HA ditolak, artinya tidak ada pengaruh secara simultan.
Apabila f hitung > f tabel maka H0
ditolak dan HA diterima, artinya ada pengaruh secara simultan.
3.5.3
Uji Asumsi
Klasik
3.5.3.1 Uji Normalitas
Uji
asumsi normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal atau tidak. Distribusi normal
akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan
dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data resigual normal, maka
garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.
Dasar pengambilan keputusan memenuhi normalitas atau tidak,
sebagai berikut :
1. Jika
data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau
grafik histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika
data menyebar jauh dari diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal
atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka regresi
tidak memenuhi asumsi normalitas.
3.5.3.2
Linearitas
Uji
linearitas digunakan untuk melihat apakah model yang dibangun mempunyai
hubungan yang linear atau tidak. Model dibentuk berdasarkan tinjauan teoritis
bahwa hubungan antara variabel independen dengan variabel dependennya adalah
linear. Uji linearitas digunakan untuk mengkonfirmasi apakah sifat linear antar
dua variabel yang diidentifikasikan secara teori sesuai dengan hasil observasi
yang ada.
Mengingat
penelitian ini menggunakan Analisis Jalur (Path Analysis), maka terdapat
beberapa asumsi dasar untuk memenuhi kaedah Trimming Theory (Teori
Trimming), di antaranya :
1. Hubungan
antar variabel harus bersifat linear.
2. Model
penelitian memiliki hubungan kausalitas dengan panah satu arah / one-way
causal flow (recursive model). Pengujian dilakukan secara parsial dengan
OLS (analisis regresi).
3. Variabel
endogen minimal dalam skala interval.
4. Instrumen
penelitian harus reliabel dan valid (variabel diukur tanpa kesalahan).
5. Model
penelitian sesuai dengan teori dan konsep.
Dalam Teori
Trimming, pengujian validitas model riset diamati melalui perhitungan
koefisisien determinasi total, dengan rumus sebagai berikut :
Koefisien
Determinasi Total =
Uji
validitas koefisien path pada setiap jalur untuk pengaruh langsung ditunjukkan
dengan nilai p dari Uji t, yaitu pengujian koefisien regresi variabel yang
dibakukan secara parsial. Variabel dengan koefisien path terbesar merupakan
variabel yang memiliki pengaruh dominan.
Selanjutnya,
sifat linearitas antara variabel independen dan variabel dependen dapat diamati
melalui Scatter Plot Diagram dengan tambahan garis regresi. Karena diagram
pencar hanya menampilkan hubungan antara dua variabel, maka pengujian dilakukan
secara berpasangan setiap dua variabel (Santoso, 2004).
3.5.4
Uji Hipotesis
3.5.4.1
Uji Efek
Mediasi
Mediasi
atau intervening merupakan variabel antara yang berfungsi memediasi hubungan
antara variabel independen dengan variabel dependen. Untuk menguji pengaruh
variabel mediasi digunakan metode analisis jalur (path analysis).
Analisis jalur sendiri tidak dapat menentukan hubungan sebab akibat dan tidak
dapat digunakan sebagai subtitusi bagi peneliti untuk melihat hubungan
kausalitas antar hubungan. Yang dapat dilakukan oleh analisis jalur adalah
menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat
digunakan untuk mengkonfirmasi atau menolak hipotesis kausalitas imajiner.
Diagram
jalur memberikan secara eksplisit hubungan kausalitas antar variabel
berdasarkan pada teori. Anak panah menunjukkan hubungan antar variabel. Di
dalam menggambarkan diagram jalur yang perlu diperhatikan adalah anak panah
berkepala satu merupakan hubungan regresi. Hubungan langsung terjadi jika satu
variabel mempengaruhi variabel lain tanpa ada variabel ketiga yang memediasi (intervening)
hubungan kedua variabel tadi. Pada setiap variabel independen akan ada anak
panah yang menuju ke variabel ini (mediasi) dan ini berfungsi untuk menjelaskan
jumlah varian yang tak dapat dijelaskan oleh variabel lain (Imam Ghozali,
2005).
Hubungan
variabel pengendalian intern dan kinerja karyawan dimediasi kompensasi digambarkan
dalam path analysis sebagai berikut:
Gambar
3.1
Path Analysis Variabel
Kompensasi dan Kinerja dimediasi Motivasi
Pengendalian
Intern (X)
|
Kinerja
(Y2)
|
Kompensasi
(Y1)
|
b3
H1 H2 b2
b1
3.5.4.2 Analisis Jalur
Analisis
ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara kompensasi terhadap
motivasi dan implikasinya terhadap kinerja. Dalam analisis ini terdapat 3
variabel, yaitu :
a. Variabel
Bebas ( X ), yaitu Pengendalian Intern
b. Variabel Intervening ( Y1 ), yaitu Kompensasi
c. Variabel
Terikat ( Y2 ), yaitu Kinerja
Untuk
menguji variabel tersebut maka digunakan analisa regresi linier berganda dengan
rumus sebagai berikut :
Y1 = X + e1
Y2 = X + Y1 + e2
Dimana :
Y2 =
kinerja karyawan
Y1 =
kompensasi
X =
Pengendalian intern
E =
residual atau prediction error
3.5.4.3
Uji t
Uji
t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas atau
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Langkah – langkah pengujiannya adalah sebagai berikut :
1. Menentukan
formasi H0 dan H1
H0
: bi = 0 ,berarti variabel independen bukan merupakan variabel penjelas
yang
signifikan terhadap variabel dependen.
HA : bi ≠ 0 ,berarti variabel tersebut
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Level
of significant
Sampel 100 orang, maka t tabel = t ( α =
0,05 )
3. Menentukan
kriteria pengujian
H0
gagal ditolak apabila t hitung < t tabel
H1
ditolak apabila t hitung > t tabel
4. Tes
Statistik
t =
Kesimpulan :
Apabila t hitung > t tabel maka H0
ditolak, artinya ada pengaruh positif.
Apabila t hitung < t tabel maka H0
diterima, artinya tidak ada pengaruh.
3.6
Variabel
Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.6.1
Varibel
Penelitian
Variabel
penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek
yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu
(Sugiyono, 2002). Berdasarkan telaah pustaka dan perumusan hipotesis, maka variabel-variabel
dalam penelitian ini adalah :
1.
Variabel Bebas (Independen)
Variabel
bebas atau independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
timbulnya atau berubahnya variabel dependen (variabel terikat). Dalam
penelitian ini yang merupakan variabel bebasnya adalah Pengendalian Intern (Sugiyono,
2002).
2.
Variabel Intervening
Variabel
intervening secara teoritis adalah variabel yang mempengaruhi hubungan dependen
dan independen menjadi hubungan langsung dan tidak langsung yang dapat diamati
dan diukur. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel intervening adalah Kompensasi
(Imam Ghozali, 2005).
3.
Variabel Terikat (Dependen)
Variabel
terikat atau dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi
akibat karena adanya variabel bebas (independen). Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel terikatnya adalah kinerja (Sugiyono, 2002).
3.6.2
Definisi
Operasional Variabel
Definisi
operasional merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu variabel di ukur,
sehingga peneliti dapat mengetahui baik buruknya pengukuran tersebut. Adapun
definisi operasional dalam penelitian ini adalah:
1.
Pengendalian Intern (Variabel X)
Pengendalian intern ialah suatu proses
yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan usaha
lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang pencapaian
tujuan dalam hal-hal berikut: keandalan pelaporan keuangan, kesesuaian dengan
undang-undang, dan peraturan yang berlaku, efektifitas dan efisiensi operasi.
Al Haryono Jusup (2001:252).
Adapun indikator dari pengendalian intern Menurut
Agoes (2004:75), adalah sebagai berikut:
a.
Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu
organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern,
menyediakan disiplin dan struktur.
b.
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur
yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
c.
Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas
kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
2.
Kompensasi (Varaibel Y1)
Gibson
(1996) menyebutkan bahwa kompensasi merupakan Imbalan
yang diterima oleh karyawan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang mereka
lakukan.
Adapun
indikator yang digunakan untuk mengukur kompensasi menurut Anthony (2000) adalah sebagai berikut :
a. Upah
dan gaji
Upah biasanya berhubungan dengan tarif
gaji per jam. Upah merupakan basis bayaran yang kerapkali digunakan bagi
pekerja-pekerja produksi dan pemeliharaan. Gaji umumnya berlaku untuk tarif
bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.
b. Insentif
Insentif adalah tambahan kompensasi di atas
atau di luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi.
c. Tunjangan
Contoh-contoh tunjangan adalah asuransi
kesehatan dan jiwa, liburan yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan
tunjangan lainnya yang berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
d. Fasilitas
Contoh-contoh fasilitas adalah
kenikmatan/fasilitas seperti mobil perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir
khusus, atau akses ke pesawat perusahaan yang diperoleh karyawan. Fasilitas
dapat mewakili jumlah substansial dari kompensasi, terutama bagi eksekutif yang
dibayar mahal.
3. Kinerja
(Variabel Y2)
Menurut
Winardi (1992) kinerja merupakan konsep yang bersifat universal yang merupakan
efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan bagian
karyawannya berdasar standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya,
karena organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia, maka kinerja
sesungguhnya merupakan perilaku manusia dalam memainkan peran yang mereka
lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
Adapun
indikator kinerja karyawan menurut Bambang Guritno dan Waridin (2005) adalah sebagai
berikut :
a.
Mampu meningkatkan target
pekerjaan
b.
Mampu menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
c.
Mampu menciptakan inovasi
dalam menyelesaikan pekerjaan.
d.
Mampu menciptakan
kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan.
e.
Mampu maminimalkan
kesalahan pekerjaan.
Untuk lebih jelasnya definisi
operasional dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.1
Definisi
Operasional
Variabel
|
Definisi
Operasional
|
Indikator
|
Item-item
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Pengendalian
Intern
Al
Haryono Jusup (2001)
Agoes
(2004)
|
Suatu
proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, dan personil satuan
usaha lainnya, yang dirancang untuk mendapat keyakinan memadai tentang
pencapaian tujuan.
|
|
|
|
Menetapkan
corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya
|
Lingkungan
Pengendalian
|
1.
Mengetahui corak kebudayaan
yang menjadi ciri khas perusahaan.
2.
Kebudayaan perusahaan
mempengaruhi pengendalian karyawann
|
|
Kebijakan
dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan
|
Aktivitas
Pengendalian
|
1.
Kebijakan dan prosedur akan
menjamin pelaksanaan arahan dari manajemen.
2.
Bertindak sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan.
|
|
proses
yang menetunkan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu.
|
pemantauan
|
1.
Pemantauan pelaksanaan
pengendalian intern perusahaan.
2.
Proses pelaksanaan akan
menentukan kualitas kinerja sepanjang waktu.
|
Kompensasi
Gibson
(1996)
Anthony (2000)
|
kompensasi merupakan Imbalan yang diterima oleh karyawan
sebagai balas jasa atas pekerjaan yang mereka lakukan.
|
|
|
|
Basis bayaran yang kerapkali digunakan bagi pekerja-pekerja
produksi dan pemeliharaan.
Gaji umumnya berlaku untuk tarif
bayaran mingguan, bulanan, atau tahunan.
|
Upah
dan gaji
|
1.
Gaji
yang diterima sesuai Harapan
2.
Gaji
secara keseluruhan sesuai dengan usaha yang dikeluarkan
|
|
Tambahan kompensasi di atas atau di
luar gaji atau upah yang diberikan oleh organisasi.
|
Insentif
|
1.
Perbedaan insentif antar bagian
dalam perusahaan sesuai dengan harapan.
2.
Bonus yang diterima sebanding
dengan waktu kerja lembur.
|
|
Asuransi kesehatan dan jiwa, liburan
yang ditanggung perusahaan, program pensiun, dan tunjangan lainnya yang
berkaitan dengan hubungan kepegawaian.
|
Tunjangan
|
1.
Tunjangan yang diterima sesuai
dengan harapan.
2.
Puas
dengan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) yang diberikan perusahaan.
|
|
kenikmatan/fasilitas seperti mobil
perusahaan, keanggotaan klub, tempat parkir khusus, atau akses ke pesawat
perusahaan yang diperoleh karyawan, dan juga jaminan kecelakaan, serta
pemenuhan kebutuhan lainnya.
|
Fasilitas
|
1.
Besarnya jaminan kecelakaan
kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan.
2.
Perusahaan memperhatikan
pemenuhan kebutuhan dan fasilitas karyawan.
|
Kinerja
karyawan
Winardi
(1992)
Bambang
Guritno dan Waridin (2005)
|
perilaku manusia dalam memainkan peran
yang mereka lakukan dalam suatu organisasi untuk memenuhi standar perilaku
yang telah ditetapkan agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan.
|
|
|
|
Mampu
meningkatkan target pekerjaan dalam pancapaian kinerja yang optimal.
|
Taget
pekerjaan
|
1.
Memiliki antuisme (semangat
kerja) tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.
2.
Mampu dalam pekerjaan atau
tugas yang tiba-tiba.
|
|
Mampu
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu agar sesuai dengan target perusahaan.
|
Tepat
waktu
|
1.
Selalu menyelesaikan tugas
tepat waktu.
2.
Bekerja sesuai dengan waktu
yang telah ditetapkan perusahaan.
|
|
Mampu
menciptakan inovasi baru dalam menyelesaikan pekerjaan
|
Inovasi
|
1.
Menemukan temuan baru dalam
menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang dihadapi.
2.
Menciptakan suatu rancangan
atau ide baru dalam meningkatkan kinerja suatu prusahaan.
|
|
Mampu
menciptakan kreativitas dalam menyelesaikan pekerjaan
|
Kreativitas
|
1.
Terampil dalam melaksanakan
pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi pekerjaan.
2.
Selalu berkreasi untuk
meningkatkan kinerja perusahaan.
|
|
Mampu
meminmalkan kesalahan pekerjaan agar sesuai dengan kualitas yang diinginkan
perusahaan.
|
Meminimalkan
kesalahan pekerjaan
|
1.
Selalu mengerjakan tugas sesuai
dengan kualitas yang diinginkan perusahaan.
2.
Menyelesaikan pekerjaan dengan
ketelitian tinggi.
|
Lampiran
Kuesioner Penelitian
Kepada
yth
Bapak/Ibu/Saudara
(i)
Di
Tempat
Dengan
hormat,
Saya mahasiswi Strata Satu (S1)
Universitas Haluoleo Kendari sedang melakukan penelitian dalam rangka
menyelesaikan skripsi dengan judul :
“PENGARUH PENGENDALIAN INTERN TERHADAP KOMPENSASI DAN KINERJA
KARYAWAN PADA PT.SINAR GALESONG PRATAMA KENDARI”.
Berkaitan dengan penelitian tersebut,
dimohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara (i) untuk mengisi kuesioner ini dengan
harapan menjawab dengan leluasa, sesuai dengan yang dirasakan, dilakukan dan dialami;
bukan berdasarkan apa yang seharusnya atau yang ideal.
Sesuai
dengan kode etik penelitian, saya akan menjaga kerahasiaan data yang responden
berikan. Hal ini semata – mata untuk kepentingan penelitian ilmiah, dimana
hanya ringkasan dan hasil analisis yang akan dipublikasikan.
Demikian disampaikan, atas kerjasamanya
diucapkan terima kasih.
Kendari, Juni 2012
Hormat Peneliti,
M A R I A N I
B1C1 09 126
KUESIONER
PENELITIAN
Nama
: __________________________________________
Jenis
Kelamin : 1. Pria 2. Wanita
Umur : 1. 20 s/d 30 tahun
2.
31 s/d 40 tahun
3.
41 s/d 50 tahun
4.
51 s/d 60 tahun
Pendidikan : 1. SMA / sederajat 2. Diploma / sarjana muda 3. Sarjana /Magister
Masa
Kerja : 1. Dibawah 5 tahun
2.
5 s/d 10 tahun
3.
11 s/d 15 tahun
4.
16 s/d 20 tahun
5.
Lebih dari 20 tahun
Jabatan :
Setiap
pertanyaan berikut hanya membutuhkan satu jawaban. Pertanyaan dijawab dengan
memberikan tanda (X), dengan kriteria sebagai berikut :
STS : Sangat Tidak Setuju,
TS : Tidak Setuju,
KS : Kurang Setuju,
S : Setuju,
SS : Sangat Setuju
1.
Variabel Pengendalian Intern
a.
Indikator Lingkungan Pengendalian
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya mengetahui
corak kebudayaan yang menjadi ciri khas perusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Kebudayaan
perusahaan mempengaruhi kesadaran pengendalian karyawan.
|
|
|
|
|
|
|
b. Indikator
Aktivitas Pengendalian
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Kebijakan dan
prosedur akan menjamin pelaksanaan arahan dari manajemen.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya selalu bertindak
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
|
|
|
|
|
|
|
c. Indikator
Pemantauan
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya selalu
memperhatikan Pemantauan pelaksanaan pengendalian intern perusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Proses
pelaksanaan akan menentukan kualitas kinerja saya sepanjang waktu.
|
|
|
|
|
|
|
2.
Variabel Kompensasi
a.
Indikator Gaji/Upah
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Gaji yang saya terima sesuai Harapan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Gaji saya secara keseluruhan sesuai dengan usaha yang saya keluarkan.
|
|
|
|
|
|
|
b. Indikator
Insentif
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Perbedaan
insentif antar bagian dalam perusahaan sesuai dengan yang saya harapkan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Bonus yang saya
terima sebanding dengan waktu kerja lembur saya.
|
|
|
|
|
|
|
c. Indikator
Tunjangan
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Tunjangan yang
saya terima sesuai dengan harapan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya puas dengan jaminan sosial tenaga kerja (JAMSOSTEK) yang
diberikan perusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
d. Indikator
Fasilitas
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Besarnya
jaminan kecelakaan kerja sudah sesuai dengan resiko pekerjaan saya.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Perusahaan
memperhatikan pemenuhan kebutuhan dan fasilitas karyawan.
|
|
|
|
|
|
|
3.
Variabel Kinerja Karyawan
a.
Indikator Target Pekerjaan
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya memiliki
antuisme (semangat kerja) tinggi dalam melaksanakan pekerjaan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya mampu
dalam pekerjaan atau tugas yang tiba-tiba.
|
|
|
|
|
|
|
b.
Indikator tepat waktu
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya selalu
menyelesaikan tugas tepat waktu.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya bekerja
sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan perusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
c. Indikator
Inovasi
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya selalu menemukan
temuan baru dalam menyelesaikan pekerjaan dan masalah yang dihadapi.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya selalu menciptakan
suatu rancangan atau ide baru dalam meningkatkan kinerja suatu prusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
d. Indikator
Kreativitas
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya
terampil dalam melaksanakan pekerjaan sesuai dengan tugas dan fungsi
pekerjaan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya selalu
berkreasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
e. Indikator
Meminimalkan Kesalahan Pekerjaan
No.
|
Item
Pernyataan
|
SS
|
S
|
KS
|
TS
|
STS
|
Alasan
|
1
|
Saya
selalu mengerjakan tugas sesuai dengan kualitas yang diinginkan perusahaan.
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Saya selalu menyelesaikan
pekerjaan dengan ketelitian tinggi.
|
|
|
|
|
|
|
7 komentar:
makasih mba sangat bermanfaat buat bahan saya :D
bisa dibantu untuk daftar pustakanya??
iya mba daftar pustakanya mana,,??
MAAF! Daftar Pustakanya mana? terima kasih.
wih lengkap
Mintak jurnal nya dong
Tolong minta jurnal-jurnalnya dong mbak
Trimakasih
Posting Komentar